Produk Perusahaan Pembakar Lahan Diminta Diboikot  

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 15:25 WIB

Personel TNI dibantu relawan memadamkan kebakaran lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 8 September 2015. Jumlah titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera mulai menurun. Satelit Tera dan Aqua hanya memantau 39 titik panas di wilayah tersebut. Jauh lebih kecil dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 413 titik. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jambi - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi melakukan kampanye ke sejumlah pasar pembeli produk hasil perkebunan. Mereka meminta konsumen tidak membeli produk, baik perkebunan hutan tanaman industri maupun sawit, yang diduga melakukan pembakaran lahan dan mengabaikan kelestarian lingkungan. “Kami secara diam-diam melakukan kampanye langsung ke pasar. Produk perkebunan dari lima grup perusahaan besar di Provinsi Jambi diduga mengabaikan kelestarian lingkungan dan melakukan pembakaran lahan,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi Musri Nauli saat dihubungi Tempo, Senin, 12 Oktober 2015.

Menurut Walhi, lima grup perusahaan yang diduga melanggar itu antara lain APP (Sinar Mas Group). Musri berujar, Walhi beberapa kali melakukan pertemuan dengan beberapa pihak, antara lain pemerintah Singapura. Dari pertemuan itu, diperoleh tanggapan positif bahwa konsumen di Singapura sudah menyatakan tidak akan membeli hasil produksi dari lima grup perusahaan itu. “Tak ke hanya Singapura, tapi kami juga melakukan hal sama ke negara lain sebagai penampung produk dari perusahaan tersebut,” ucap Musri.

Adapun Taufiqurrahman, juru bicara PT Wirakarya Sakti (Sinar Mas Group), salah satu perusahaan perkebunan tanaman industri, menuturkan pihaknya melaksanakan usaha sudah sesuai dengan prosedur. PT Wirakarya Sakti menguasai lahan terluas di Provinsi Jambi, yaitu 390 ribu hektare. Taufiqurrahman membantah bahwa perusahaannya melanggar prosedur pengolahan lahan. “Kami pun akan mempelajari di mana letak kesalahan yang dimaksud,” katanya.

Dalam kasus kebakaran lahan, jajaran Kepolisian Daerah Jambi telah menetapkan 31 tersangka yang diduga melakukan pembakaran hutan dan lahan. “Sebanyak 27 tersangka perorangan dan empat tersangka dari korporasi,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Jambi Bigadir Jenderal Lutfi Lubihanto.

Lutfi menyatakan empat perusahaan tersebut merupakan perusahaan perkebunan sawit, yakni PT DHL di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, PT RKK (Kabupaten Muaro Jambi), PT AT (Tanjung Jabung Timur), dan PT TAL (Kabupaten Tebo).

Menurut Lutfi, Polda Jambi menerima laporan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi bahwa ada 46 perusahaan perkebunan, baik sawit maupun hutan tanaman industri, yang lahannya terbakar. Sebanyak 25 perusahaan di antaranya telah diselidiki. Kini, ucap Lutfi, delapan perusahaan sudah ditingkatkan pengusutannya, dari penyelidikan ke penyidikan. “Dari semua itu, satu kasus berkas perkaranya sudah kita limpahkan ke kejaksaan, sementara sisanya sudah kita laporkan dalam tahap mulai penyidikan,” tuturnya.

SYAIPUL BAKHORI




Berita terkait

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

44 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

55 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

9 Oktober 2023

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memberikan tanggapan kritis terhadap proyek Rempang Eco City dan konflik di Seruyan.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya