Soekarno Minta Seniman Tak Dibunuh Pasca-G30S, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 11 Oktober 2015 18:39 WIB

Pidato Soekarno tentang Malaysia di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 28 Juli 1963. Dok. Perpusnas RI

TEMPO.CO, Yogyakarta - Presiden Sukarno, yang biasa juga dieja dengan nama Soekarno, ternyata pernah memberikan instruksi khusus agar seniman yang mendukungnya tidak dihabisi setelah pecah peristiwa G30S tahun 1965. Soekarno menyampaikan permintaan ini ketika menghadiri acara di Akademi Militer Nasional (AMN) atau sekarang Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah pada tahun 1966.

Ihwal permintaan Soekarno ini pernah diceritakan oleh Komandan Corps Polisi Militer atau CPM Daerah Istimewa Yogyakarta Moes Soebagjo kepada seniman Djoko Pekik. Moes Soebagjo meninggal di Yogyakarta pada tahun 2010 lalu. Djoko Pekik bertemu dengan Moes Soebagjo ketika menjadi tahanan politik di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Djoko Pekik menjadi tahanan politik pada 8 November 1965-1972. Waktu itu markas CPM Yogyakarta berada di dekat Kali Code, sekarang di Barat Hotel Santika. “Meski saya tahanan, Pak Moes baik kepada saya, sehingga menjadi teman. Hampir setiap hari bertemu. Saya kerap diundang ke rumahnya,” kata Djoko Pekik kepada Tempo ketika ditemui di rumahnya, pada akhir September 2015 lalu. (Lihat video Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer, Ini Dia Fakta Penyiksaan Jenderal Saat G30S)

Menurut Djoko Pekik, pada suatu hari Soekarno yang sedang berada di Magelang memanggil Moes Soebagjo yang ada di Yogyakarta. Soekarno menitip pesan kepada Moes Soebagjo agar seniman istana tidak dibunuh. Kalau pun tetap ditahan, Soekarno berpesan kepada Moes Soebagjo agar para tahanan tetap ditahan di Yogyakarta.

Soekarno mengatakan, mencetak seniman lebih sulit dibandingkan menghasilkan insinyur. Kepada Moes Soebagjo, Soekarno mengatakan untuk menghasilkan seniman setidaknya butuh 75 hingga 100 tahun. Sedangkan untuk mencetak insinyur, hanya perlu empat tahun saja.

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

10 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

29 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

34 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 Oktober 2023

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya