Darurat Asap, Bantuan Asing Dipusatkan di Sumatera Selatan

Reporter

Editor

Elik Susanto

Jumat, 9 Oktober 2015 14:44 WIB

Kendaraan bermotor melewati jalanan yang tertutup kabut asap. Malaysia terkena imbas dari tebalnya kabut asap, akibat kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatra, Indonesia. Malaysia, 6 Oktober 2015. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Kampar - Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan asing berupa pesawat untuk mengatasi kabut asap akan dipusatkan di Sumatera Selatan. Alasannya, menurut Presiden, titik api akibat kebakaran hutan terbanyak berada di provinsi ini.

“Memang, dari hasil checking, titik api terbanyak itu memang masih di Sumatera Selatan,” kata Presiden di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dalam rilis yang dikeluarkan Tim Komunikasi Presiden, Jumat, 9 Oktober 2015.

Presiden menjelaskan, pesawat tersebut akan membawa air untuk keperluan waterbombing dengan kapasitas 12-15 ribu liter. Pesawat yang dimiliki Indonesia hanya memiliki kapasitas angkut 500-4.300 liter.

Sejumlah negara akan memberikan bantuan penanganan bencana asap, yaitu Singapura, Malaysia, Korea, Rusia, Australia, dan Cina. Jokowi mengatakan bantuan yang datang hari ini berasal dari Singapura. “Mungkin Minggu akan mulai berdatangan,” ucapnya. Presiden mengatakan Indonesia menerima bantuan berupa pesawat dari sejumlah negara asing untuk mempercepat pemadaman kebakaran hutan.
‎‎
Dalam kunjungan kerja ke Riau, Presiden mendatangi Puskesmas Kuok untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik. Sebelumnya, Presiden meninjau kondisi asap Sumatera Barat. Presiden berencana mengecek kebakaran hutan dan lahan di Jambi.

Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan, akibat kabut asap, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) meningkat tajam. "Di Puskesmas Kuok semula 3-4 orang, kini menjadi 20 orang tiap hari yang dirujuk karena ISPA. Kami rawat, kami obati," katanya sembari menambahkan bahwa puskesmas beroperasi selama 24 jam.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek berharap warga yang daerahnya masih diselimuti asap kebakaran hutan memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. "Karena polutan itu besarnya 10 mikron dan ada yang 2,5 mikron. Namun juga ada yang seperti bentuk gas, yang memang kita agak khawatir kalau gambut itu yang terbakar. Dan ini memang kita sudah melihat dampaknya, apakah bisa nanti berbuat sesuatu, biar polutan itu yang kita tahan," katanya, seperti dikutip dari Antara.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

7 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

7 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

7 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

7 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

8 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

8 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

8 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

9 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

12 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

12 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya