Kabut Asap, Kemenkes: Masker Dalam Negeri Habis

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 6 Oktober 2015 04:24 WIB

Pelajar mengenakan masker di MTs An Nur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Anak-anak terutama bayi berumur di bawah lima tahun paling rentan terkena dampak kabut asap karena pada umur tersebut saluran nafas belum terbentuk sempurna. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan saat ini masker dalam negeri sudah habis. Sehingga pihaknya mesti membeli masker dari luar negeri untuk menambah suplai kebutuhan masker masyarakat yang terkena dampak bencana kabut asap. “Dari mana masker itu, terserah bagian biro farmasi yang penting kami dapat maskernya,” katanya, Senin, 5 Oktober 2015.

Saat ini Kementerian sudah memesan 500 ribu masker untuk didistribusikan ke daerah yang terkena dampak asap di Indonesia. “Tanggal 6 Oktober nanti baru akan sampai di pelabuhan dan akan kami distribusikan,” katanya. (Lihat video Serbuan Asap Indonesia Batalkan Sejumlah Pertandingan Olahraga, Inilah Penyebab Kabut Asap belum Berakhir)



Sampai saat ini dinas kesehatan daerah merasa masih bisa menangani masalah asap yang terjadi. Selama masih bisa ditangani pemerintah daerah, Achmad menyatakan bencana asap ini bukan bencana nasional. Achmad pun mengatakan pemerintah daerah yang terkena asap masih memiliki cukup obat untuk menanggulangi masalah yang terjadi di daerahnya. “Mereka hanya kekurangan masker, dan kami bantu itu,” katanya

Achmad mengatakan pihak Kementerian Kesehatan tidak bisa langsung memberikan tindakan kepada korban yang terkena asap. “Selama pemerintah daerah masih bisa tangani, dinas yang akan berikan tindakan. Kami hanya memberikan bantuan bila diminta saja,” katanya.

Walau begitu, Achmad mengatakan, Kementerian sudah mengirimkan tim khusus ke daerah yang sering terjadi bencana kebakaran sejak Mei lalu. Tim itu bertugas untuk memberikan asistensi dan penyuluhan. Mereka juga mengajarkan bagaimana memberikan tindakan yang mesti diambil untuk penanggulangan asap. Kementerian Kesehatan juga sudah mengirimkan tim khusus tambahan untuk promosi kesehatan di daerah terkena asap. “Tim promosi ini terus bekerja sama dengan televisi lokal dan radio lokal untuk memberikan peringatakan kepada masyarakat tentang bahaya asap."

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei mengakui tak ada kemajuan signifikan dalam upaya memadamkan api kebakaran hutan. Ia menyebutkan empat penyebab lambannya pemadaman. Pertama, wilayah yang terbakar sangat luas. Kedua, kebakaran terjadi di lahan gambut. Ketiga, kekeringan membuat api semakin sulit dipadamkan. Dan keempat, titik-titik api sulit dijangkau karena keterbatasan akses.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

19 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

36 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

37 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya