Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan pada acara bedah buku Letnan Jenderal Purnawirawan Agus Widjojo yang berjudul Transformasi TNI di CSIS, Jakarta, 28 September 2015
TEMPO.CO, Jakarta - Pesan menarik disampaikan Susilo Bambang Yudhoyono untuk para Tentara Nasional Indonesia, Senin, 29 September 2015--atau sepekan sebelum perayaan HUT TNI ke-70.
Saat hadir dalam bedah buku Transformasi TNI karya Letjen Purnawirawan Agus Widjojo, presiden keenam Indonesia itu mengingatkan reformasi TNI sesungguhnya belum selesai. Amanat reformasi menegaskan agar TNI dan Polri tidak tergoda rayuan politik praktis.
SBY juga mengingatkan TNI-Polri harus kembali pada fitrahnya, yakni menjadi kekuatan pertahanan dan keamanan negara. "Amanah reformasi jangan surut. Berhentinya TNI dan Polri dari politik praktis dan politik kekuasaan adalah amanah. Ini pilihan dan hasil sejarah yang telah kita ukir," kata SBY yang juga mantan Kasospol ABRI di Kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta Pusat.
Karena itu, SBY mewanti-wanti agar para perwira tinggi TNI maupun dari Korps Bhayangkara tidak tergoda dengan persoalan politik praktis. "Jangan mempermainkan Tuhan. Kepada jenderal, laksamana, tidak boleh tergoda dan memasuki wilayah politik kekuasaan," kata SBY menegaskan.
"Kaum politikus jangan pula menggoda, menarik-narik perwira polisi dan TNI masuk ke wilayah politik praktis, sehingga akhirnya mengingkari sumpah dan ikrar profesionalismenya kepada negara," kata SBY menambahkan.
SBY mengatakan sebenarnya dirinya sudah mengkhawatirkan hal itu sejak dirinya masih berkuasa. Karena itu, dirinya selalu meminta agar saling mengingatkan kepada para perwira TNI-Polri.
"Itu pula yang saya pikirkan ketika memimpin negeri ini beberapa saat yang lalu. Tidak usah khawatir teman-teman. Transformasi (TNI) akan terus berjalan. Mari kita saling mengingatkan, agar tidak ada godaan dari kedua belah pihak," kata SBY.