G30S 1965, Lolos Eksekusi Mati Ditolong Tokoh Muhammadiyah  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 2 Oktober 2015 06:59 WIB

Pidato Presiden Sukarno di hadapan para pendukung PKI yang menunjukkan bagaimana komunisme juga menjadi kekuatan yang membawa Indonesia menuju identitas Negara yang kuat, dengan semangat nasionalis, agama dan komunis. wikipedia. org

TEMPO.CO, Banguwangi - Minggu ketiga Oktober 1965. Slamet Abdul Rajak, sedang berlatih angklung di kantor Lembaga Kebudayaan Rakyat di Temenggungan, Banyuwangi, Jawa Timur. Lekra merupakan lembaga yang berafiliasi ke Partai Komunis Indonesia. Saat itu ada sekitar 10 orang bersamanya. Lalu tiba-tiba, kegaduhan itu datang. Kampung yang jadi basis ‘merah’ itu dikepung tentara berseragam dan berlaras panjang. Belasan panser berjaga di setiap ujung jalan. (Lihat video Cerita di Balik Film ‘PKI’, Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer)

Gerombolan lain berbaju serba hitam yang menamakan diri “Gagak Hitam” datang menyerbu. Membawa pentungan dan clurit, mereka menendang dan menangkapi siapa saja yang di kampung itu. Rumah-rumah lantas dirusak. Seisi kampung lari tunggang-langgang, suasana berubah mencekam.

Baca juga: EKSKLUSIF G30S: Ketua PKI Aidit Ditangkap setelah Minum Kopi

Slamet yang saat itu berusia 17 tahun, berusaha menyelamatkan diri dengan menyusuri jalan-jalan tikus. Saat itu dia berpikir untuk kabur ke Surabaya menggunakan kereta api. Di tengah jalan ia mengubah rencananya untuk pergi menggunakan kapal dari Pelabuhan Boom.

Tapi nahas, baru saja sampai di pintu pelabuhan, ada orang yang meneriaki namanya. “Seorang tentara langsung menendang dan melempar saya ke atas truk,” kata pria yang kini 73 tahun itu, Senin 21 September 2015. Dia lantas dibawa ke Lapangan Blambangan, tengah kota. Di situ sudah penuh dengan orang yang senasib seperti dirinya. Ratusan tentara bersenjata beserta Gagak Hitam berjaga ketat.

Baca juga:EKSKLUSIF G30S 1965: Lelaki Lima Alias di Operasi Penculikan

Dari Lapangan Blambangan, Slamet diangkut lagi ke sebuah gedung sekolah di Desa Bulusan. Seharian itu juga dia menjalani interograsi di tiga tempat berbeda, mulai ke kantor Kodim, Puterpra dan berakhir di kantor Badan Komando Siaga (BKS) di kampungnya.

Saat di kantor BKS, Slamet dimasukkan ke sebuah drum selama sehari-semalam, sebelum akhirnya seorang tokoh Muhammadiyah menyelamatkannya. Setelah hari-hari yang mencekam itu, Slamet menerima kabar empat saudaranya tewas. “Ada yang ditembak dan ditebas kepalanya,” kata eks anggota Pemuda Rakyat sekaligus Lekra ini.

Pada tahun 1960an, Temenggungan yang berada persis di timur Pendopo Kabupaten Banyuwangi ini, dikenal sebagai basis PKI dan seniman Lekra. Muhammad Ikrom Hasan, yang ikut dalam penyerbuan ke Temenggungan saat itu, bercerita, sebelum diback-up ABRI, kelompok NU tak pernah berani masuk ke kampung tersebut. “PKI di sana cukup kuat,” kata pria 63 tahun ini.

Saat itu Ikrom sering membantu ayahnya, Hasan Jalaludin, yang menjadi penasihat ranting Partai NU Kecamatan Banyuwangi. Keluarga Ikrom bermukim di Temenggungan.

IKA NINGTYAS

SALIM KANCIL DISETRUM DAN DIBUNUH
Kasus Salim Kancil, Polisi Dituding Bermain
Salim Kancil & Tosan Ternyata Pernah Minta Perlindungan Polisi, Buktinya...

Berita terkait

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

23 Februari 2024

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

28 Desember 2023

Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

Dengan warisan tradisi, bahasa, seni, dan kepercayaan yang unik, Suku Osing di Banyuwangi membentuk identitas budaya yang kaya dan beragam.

Baca Selengkapnya

Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

27 Desember 2023

Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

Destinasi pantai di Banyuwangi adalah surga yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta alam dan petualangan. Simak daftar 9 destinasi wisata pantai itu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

27 Desember 2023

Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, Kemiren, Banyuwangi, tersedia homestay yang siap digunakan sebagai tempat menginap.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

27 Desember 2023

Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

Di samping pesonanya yang menawan, kekayaan kuliner yang ditawarkan di Banyuwangi menghadirkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

18 Desember 2023

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

Menumbuhkan budaya inovasi yang terintegrasi dengan program masyarakat. Ada sekitar 270 inovasi berbasis digital ataupun non-digital.

Baca Selengkapnya

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

2 Oktober 2023

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

Pada era orde lama dan orde baru tetapkan beberapa larangan untuk anak muda seperti musik ngak ngik ngok, rambut gondrong, dan celana ketat.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya