NU, Muhammadiyah, dan LDII Berdemo Tuding PKI Pengkhianat

Reporter

Rabu, 30 September 2015 11:38 WIB

Ilustrasi G30S PKI. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Kediri - Massa gabungan putra-putri purnawirawan TNI, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar unjuk rasa di Taman Makam Pahlawan Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu, 30 September 2015.

Mereka menentang bangkitnya kembali gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka juga menuding PKI lebih dulu melakukan pelanggaran hak asasi berat dan memutarbalikkan fakta sejarah.

Massa juga mengutuk tindakan pengkhianatan yang dilakukan PKI pada tanggal 30 September 1965. Mereka menyatakan tetap menganggap PKI sebagai musuh negara sampai kapan pun. “Selamanya PKI tak boleh hidup kembali,” kata koordinator aksi, Imam Mustain, sembari berteriak.

Tidak hanya menggelar orasi, massa juga menyusun kronologi pemberontakan yang dilakukan PKI, mulai dari pembentukan Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) pada tanggal 8 Oktober 1945.

Selanjutnya organisasi tersebut mulai melakukan teror kepada pejabat pemerintah, anggota TNI, hingga kiai dan santri.

Puncak pengkhianatan dilakukan pada gerakan PKI jilid dua pada September 1965 dengan menculik dan menyiksa tujuh jenderal hingga tewas.

Bahkan penyiksaan yang diakhiri dengan penguburan jasad ke lubang sumur ini dianggap kejahatan kemanusiaan yang luar biasa hingga memicu kemarahan rakyat Indonesia. “Jadi, mereka yang lebih dulu melakukan kejahatan HAM,” ujar Mustain.

Mustain menjelaskan, setelah situasi politik berubah, para tokoh dan simpatisan PKI yang telah keluar dari penjara mulai melakukan propaganda dengan memutarbalikkan fakta sejarah. Dan yang paling menyakitkan, ujarnya, mereka memproklamasikan diri sebagai korban kejahatan hak asasi manusia dengan menutupi kebiadaban yang terlebih dulu dilakukan PKI.

Fakta-fakta itulah, kata Mustain, yang membuat putra-putri purnawirawan TNI, organisasi massa NU, Muhammadiyah, dan LDII khawatir terhadap aksi-aksi yang dilakukan para tokoh dan simpatisan PKI untuk mencuci otak generasi muda.

Kemarahan elemen masyarakat memuncak ketika muncul sinyalemen Presiden Joko Widodo hendak meminta maaf kepada keluarga korban PKI atas peristiwa penumpasan tahun 1965.

Putra-putri purnawirawan TNI, organisasi massa NU, Muhammadiyah, dan LDII menolak keras rencana permintaan maaf Presiden Joko Widodo. Bila itu dilakukan oleh presiden, maka bisa melukai perasaan kelompok Islam yang telah berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Unjuk rasa bubar setelah massa sempat membakar bendera PKI sebagai simbol perlawanan atas bangkitnya komunisme di Indonesia.

HARI TRI WASONO

Video Terkait:


Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

24 Oktober 2023

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

Kebijakan sekolah lima hari di Kota Kediri ini baru dimulai pada September lalu.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

29 Juli 2023

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

Selain punya banyak destinasi wisata, Kediri juga memiliki kuliner yang tidak kalah nikmat di lidah.

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya