Dua Kali Pemerintah Tolak Bantuan Singapura Tangani Asap

Reporter

Senin, 28 September 2015 22:24 WIB

Personel TNI dibantu relawan memadamkan kebakaran lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, 8 September 2015. Jumlah titik panas yang diindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera mulai menurun. Satelit Tera dan Aqua hanya memantau 39 titik panas di wilayah tersebut. Jauh lebih kecil dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 413 titik. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dua kali menolak bantuan pemerintah Singapura untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan serta dampaknya di beberapa provinsi. Indonesia punya alasan tersendiri sehingga menolak bantuan dari Negeri Singa tersebut.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan jika pemerintah kembali menolak bantuan dari Singapura untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan serta dampaknya berupa kabut asap. Pramono mengatakan pemerintah menolak karena belum sepakat dengan bantuan yang ditawarkan pemerintah Singapura. "Sementara ini belum ada kata sepakat," kata Pramono di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 28 September 2015.

Saat kebakaran lahan dan hutan meluas di lima provinsi di Sumatera dan Kalimantan awal bulan ini, pemerintah Singapura menawarkan bantuan lewat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Ketika diwawancarai Tempo, dua pekan lalu, Siti Nurbaya mengatakan pemerintah menerima tawaran dari militer Singapura yang bersedia mengirimkan pesawat C-130 dan pesawat Chinooks dengan maksud membuat hujan buatan. Tapi, kata Siti Nurbaya, pemerintah menolaknya bantuan tersebut dengan alasan masih sanggup menanganinya.

Untuk kedua kalinya, pemerintah Singapura kembali menawarkan bantuan kepada Indonesia, beberapa hari lalu. Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura Vivian Balakrishnan menelepon Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar untuk menawarkan keinginan negaranya membantu Indonesia. Namun tawaran itu kembali ditolak.

Menurut Pramono, saat ini pemerintah sedang berupaya menangani sendiri bencana kebakaran lahan dan hutan ini dengan mengandalkan kekuatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Presiden Joko Widodo, kata Pramono, menyerahkan sepenuhnya kepada semua institusi yang ada untuk menangani kebakaran lahan dan hutan tersebut. Selain itu, katanya, Presiden juga meminta pelaku yang membakar lahan dan hutan agar ditindak dengan tegas. "Siapa pun, baik perorangan maupun perusahaan yang melanggar akan diblacklist dan dicabut izinnya," kata Pramono.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengatakan sudah ada tujuh perusahaan yang diduga terlibat dalam kebakaran lahan dan hutan. Ketujuh perusahaan itu sudah ditindak.

Selain itu, Pramono mengatakan pemerintah sedang memikirkan pula langkah jangka panjang agar masalah kebakaran lahan gambut dapat teratasi. Pemerintah juga memikirkan cara memberi pemahaman kepada masyarakat agar menghentikan tradisi membuka lahan dengan cara membakar. "Harus ada pendidikan kepada masyarakat. Harus diubah," ujarnya.

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Pramono Anung Bicara soal Hubungannya dengan Pratikno di Dua Periode Jokowi

11 hari lalu

Pramono Anung Bicara soal Hubungannya dengan Pratikno di Dua Periode Jokowi

Pramono Anung mengaku senang bekerja sama dengan Pratikno.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Emoh Jawab Soal Kerenggangan Hubungan Jokowi dengan Megawati

30 November 2023

Pramono Anung Emoh Jawab Soal Kerenggangan Hubungan Jokowi dengan Megawati

Pramono Anung enggan berkomentar soal hubungan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang kian renggang.

Baca Selengkapnya

Mensesneg Pastikan Jokowi Tak Akan Lakukan Reshuffle dalam Waktu Dekat

22 November 2023

Mensesneg Pastikan Jokowi Tak Akan Lakukan Reshuffle dalam Waktu Dekat

Mensesneg Pratikno memastikan Presiden Jokowi tidak akan kocok ulang atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Isu Reshuffle Mahfud Md hingga Pramono Anung Hoaks

22 November 2023

Istana Sebut Isu Reshuffle Mahfud Md hingga Pramono Anung Hoaks

Istana membantah isu akan kocok ulang atau reshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Puan Maharani Bantah Isu Menteri Jokowi Asal PDIP Tarik Diri, Ini Profil 5 Menteri Kader PDIP

25 Oktober 2023

Puan Maharani Bantah Isu Menteri Jokowi Asal PDIP Tarik Diri, Ini Profil 5 Menteri Kader PDIP

Puan Maharani membantah isu kader PDIP yang jadi menteri Jokowi menarik diri. Siapa saja 5 menteri itu?

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya