Jaksa Agung: Rekonsiliasi Satu-satunya Solusi Tragedi 1965

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 25 September 2015 15:52 WIB

Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung M. Prasetyo mengatakan pemerintah tetap berupaya menggelar rekonsiliasi atas kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu, khususnya tragedi 1965. Menurut dia, upaya rekonsiliasi tragedi 1965 merupakan satu-satunya solusi karena sulitnya menentukan siapa tersangka kasus pembunuhan terhadap para kader dan orang yang dianggap berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) kala itu.

"Saat itu chaos, siapa berbuat apa tidak jelas. Itulah makanya perlu menempuh penyelesaian lewat rekonsiliasi," kata Prasetyo usai salat Jumat di kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 25 Desember 2015. Namun, ia mengaku tim rekonsiliasi yang digagas bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan serta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sejak Maret lalu belum ada perkembangan.

Musababnya, Prasetyo dan tim sulit menentukan siapa pelaku, korban, dan bukti-buktinya. Dia pun belum bisa memastikan apakah pemerintah akan minta maaf kepada korban pada peringatan tragedi 1965 pada 1 Oktober nanti. "Itu (minta maaf) bagian dari rekonsiliasi. Ada poin-poin yang harus dilakukan," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dikabarkan tidak akan meminta maaf kepada keluarga dan korban tragedi Gerakan 1 Oktober 1965. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir usai bertemu Jokowi di Istana pada 22 September lalu mengatakan bahwa Jokowi telah mengklarifikasi isu permintaan maaf. "Kata presiden, kalau kami minta maaf, kami akan berhadapan dengan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan TNI," kata Haedar.

Padahal, Juli lalu Prasetyo mengatakan akhir dari penyelesaian kasus lewat jalur rekonsiliasi adalah pernyataan maaf dari negara yang diwakili presiden. Pernyataan terbuka itu setelah pengusutannya melalui penyelidikan independen tuntas.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

19 hari lalu

Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya

Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

20 hari lalu

Parpol hingga Ketua MPR Dorong Rekonsiliasi Nasional seusai Pemilu 2024

Pengamat meyakini Prabowo bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

25 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

49 hari lalu

Sikap Menteri Jokowi hingga Indef Soal Seruan Rekonsiliasi Nasional Usai Pemilu 2024

Ekonom Indef menilai rekonsiliasi nasional usai Pemilu 2024 penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 7 Tahun Jokowi Perintah Jaksa Agung Usut Kembali Kematian Munir, Apa Hasilnya?

13 Oktober 2023

Kilas Balik 7 Tahun Jokowi Perintah Jaksa Agung Usut Kembali Kematian Munir, Apa Hasilnya?

Pada 13 Oktober 2016, Jokowi meminta Jaksa Agung kembali mengusut kasus pelanggaran HAM Munir Said Thalib. Berikut kilas baliknya.

Baca Selengkapnya

Diduga Aset Jiwasraya, 6 Bidang Tanah di Jaksel Disita Kejagung

6 Maret 2020

Diduga Aset Jiwasraya, 6 Bidang Tanah di Jaksel Disita Kejagung

Tim jaksa penyidik Kejaksaan Agung menyegel 6 bidang tanah dan bangunan di Jakarta Selatan, yang diduga aset kasus korupsi PT Asuransi Jiwasraya.

Baca Selengkapnya

Tak Terkait Jiwasraya, Pemblokiran 25 Rekening Pemilik SID Dibuka

29 Februari 2020

Tak Terkait Jiwasraya, Pemblokiran 25 Rekening Pemilik SID Dibuka

Sejauh ini sudah ada 235 pemilik saham yang rekeningnya diblokir karena diduga terkait kasus Jiwasraya. Sebanyak 88 orang sudah mengajukan keberatan.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Bidik Tambang Emas Tersangka Jiwasraya

29 Februari 2020

Kejaksaan Agung Bidik Tambang Emas Tersangka Jiwasraya

Dalam perkara Jiwasraya, Kejaksaan Agung telah menetapkan enam tersangka. Taksiran sementara kerugian atas kasus ini mencapai Rp 17 triliun.

Baca Selengkapnya

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

28 Februari 2020

Rini Soemarno Pernah Laporkan Fraud Jiwasraya dan Asabri ke Jaksa

Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno rupanya pernah melaporkan dugaan fraud Jiwasraya dan Asabri ke Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Deteksi Aset Tersangka Jiwasraya di 10 Negara

26 Februari 2020

Kejaksaan Agung Deteksi Aset Tersangka Jiwasraya di 10 Negara

Untuk melacak keberadaan aset tersangka Jiwasraya di luar negeri, Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Baca Selengkapnya