Dua WNI Ditawan OPM, TNI Minta Bantuan Militer PNG  

Reporter

Selasa, 15 September 2015 17:47 WIB

TEMPO/Jerry Omona

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar TNI sampai saat ini menjalin komunikasi dengan militer Papua Nugini dalam upaya pembebasan dua warga negara Indonesia yang ditawan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka. Markas Besar TNI percaya jika militer Papua Nugini mampu menyelesaikan masalah tersebut tanpa mengancam nyawa dua WNI.

"Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta pihak Papua Nugini mengutamakan lobi dan negosiasi," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Endang Sodik ketika dihubungi Tempo, Selasa, 15 September 2015.

Dua perwakilan pemerintah, yakni duta besar Indonesia dan atase pertahanan, akan memantau perkembangan terkini dari Papua Nugini. Menurut informasi terakhir dari atase pertahanan Indonesia di Papua Nugini, penyandera merupakan separatis kelompok Jeffrey Pagawak. "Mereka buron Polda Papua karena aksi penembakan di Polsek Abepura 2012," kata Sodik.

Sampai saat ini kelompok Jeffrey meminta kedua sandera ditukar dengan dua rekan mereka yang ditahan Polres Keerom terkait kasus kepemilikan ganja. Sodik menegaskan TNI tidak akan setuju dengan permintaan tersebut.

Menurut Sodik, TNI tak bisa menyergap kelompok separatis tersebut meski dekat dengan perbatasan Papua-Papua Nugini. Prajurit TNI hanya bisa melakukan pengamanan di perbatasan saja. "Kalau TNI yang turun (menyergap) pasti cepat, tapi masalah ini lintas negara," kata Sodik. "Harus melalui prosedur antar negara, tak bisa antar antar tentara saja."

Sebelumnya, dua warga Indonesia, Sudirman dan Badar yang bekerja sebagai penebang kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua, yang berbatasan dengan Papua Nugini disandera oleh OPM. Penyanderaan terjadi setelah kelompok tersebut menyerang dan menembak warga.

Keduanya kemudian ke Skouwtiau, Vanimo, Papua Nugini. Karena lokasi penyanderaan tak lagi di Indonesia, Komando Daerah Militer TNI mengontak Konsulat Jenderal RI di Vanimo, dan meminta bantuan Bupati Vanimo serta tentara PNG untuk membebaskan dua WNI yang disandera tersebut.

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

10 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

17 hari lalu

Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti

Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua

Baca Selengkapnya

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

17 hari lalu

TNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM

TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

18 hari lalu

Anggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis

Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

44 hari lalu

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Berdasar V-Dem Democracy Index 2024, Faisal Basri sebut Jokowi membuat indeks demokrasi mendekati nol, lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste.

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

14 Januari 2024

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar memastikan kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini tidak berdampak ke Indonesia. Perbatasan diklaim kondusif.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

12 Januari 2024

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby yang sepi sepanjang Jumat setelah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat

Baca Selengkapnya

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

12 Januari 2024

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian Papua Nugini untuk meningkatkan pelindungan dan keamanan bagi WNI

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

11 Januari 2024

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

Papua Nugini diguncang kerusuhan setelah gaji PNS dan polisi dipotong. Aksi protes berlangsung rusuh yang mengakibatkan penjarahan.

Baca Selengkapnya