TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengungkapkan dirinya telah memperoleh informasi bahwa Amerika Serikat akan memberikan bantuan teknis untuk pengamanan Selat Malaka. Bantuan tersebut berupa kapal-kapal patroli pengamanan Selat Malaka yang kini dilakukan tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura. "Kabarnya akan ada (bantuan) tetapi saya belum tahu persis apakah perahu karet atau kapal biasa, tetapi memang ada suara-suara dari pihak AS akan memberikan hibah dalam bentuk bantuan kapal," kata Juwono seusai rapat persiapan Sidang General Border Comitte (GBC) di Departemen Pertahanan, Jumat (2/12).Meski telah ada informasi akan memberikan bantuan, lanjut dia, AS belum secara resmi menyatakan kesediannya kepada Pemerintah Indonesia. Namun, jika dilihat dari kebutuhan, Indonesia memang membutuhkan banyak kapal patroli untuk pengamanan perbatasan yang menjadi jalur perdagangan internasional itu."Kalau perlunya sih, cukup banyak, tetapi karena anggaran sangat terbatas, jadi setiap hibah yang cocok dengan gelar patroli bersama itu tentu akan kita terima dengan senang hati," katanya.Meski akan menerima bantuan teknis dari AS, ketiga negara tersebut sepakat menolak campur tangan negara adidaya itu dalam pengamanan Selat Malaka. "Pihak-pihak luar, termasuk AS hanya memberikan bantuan teknis saja, tetapi gelar pasukan, gelar kapal dan pengintaian tetap dilakukan oleh alutsista (alat utama sistem senjata) dari ketiga negara," kata Juwono.GBC Malindo akan menyelenggarakan sidang ke-34 di Kuala Lumpur, Malaysia pada 15 Desember mendatang. Delegasi Indonesia akan dipimpin Menteri Pertahanan, Juwono. Salah satu isu yang akan dibahas adalah mengenai soal perjanjian pelintas batas antara ketiga negara. Namun karena isu tersebut menyangkut persoalan hukum, kata Juwono, perlu melibatkan Departemen Luar Negeri dan Departemen Hukum dan HAM. Dimas Adityo
Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Bimo Budi Satrio menunggu negosiasi dengan perompak yang menahan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus di Semenanjung Somalia Afrika 16 Maret lalu.
Biro Maritim Internasional (IMB), dalam rilis laporannya pada Rabu lalu, menyebutkan sepanjang 2010 terdapat 445 serangan bajak laut yang sempat menyandera sebanyak 1.181 awak dan penumpang.
Markas Besar TNI menyatakan situasi di Selat Malaka saat ini masih aman dari aksi perombakan. Penegasan itu disampaikan menyusul peringatan dari Angkatan Laut Singapura mengenai ancaman perompak di Selat Malaka.