ICW Sebut 3 Capim KPK Pilihan Pansel Bermasalah, Siapa Saja?  

Reporter

Rabu, 2 September 2015 06:56 WIB

Pansel Pimpinan KPK (kiri-kanan), Pansel Natalia Subagyo, Yenti Garnasih, Destry Damayanti, dan Supra Wimbarti memberikan keterangan pers di sela seleksi tahap ketiga calon Pimpinan KPK di Jakarta, 27 Juli 2015. Seleksi tahap III ini terdiri dari ujian psikotes, simulasi, diskusi kelompok, wawancara dan presentasi. TEMPO/M Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Investigasi Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menyatakan Panitia Seleksi masih meloloskan dan mengajukan tiga nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi bercatatan negatif ke Presiden Joko Widodo. ICW mempertanyakan alasan dan paparan terbuka soal penilaian yang membuat ketiga nama tersebut melenggang ke tangan presiden.

“Ada yang kekayaannya tak wajar dan ada yang pengalamannya tak sejalan dengan pemberantasan korupsi,” kata Febri saat dihubungi, Kemarin. “Kenapa mereka masih lolos?”

ICW berkukuh tak mau menyebut identitas tiga calon pimpinan yang diklaim bercatatan negatif. Febri hanya menyatakan salah satu calon bermasalah dalam penyampaian laporan harta kekayaan pejabat negara. Calon yang berasal dari salah satu lembaga negara ini memiliki harta yang tak sesuai dengan profil dan nominal gaji.

“Kekayaannya bisa dibilang lebih banyak dari atasannya,” kata Febri. (Lihat Video Profil Delapan Calon Pimpinan KPK)

Calon yang lain, menurut ICW, memiliki visi dan misi yang justru mengebiri fungsi penindakan dan menyebabkan kemunduran dalam pemberantasan korupsi. Calon ini secara gamblang menyebut KPK seharusnya hanya jadi trigger mechanism bagi Kepolisian dan Kejaksaan Agung. Perannya tak lebih sebagai penerima laporan kasus korupsi.

“Calon ini akan diam saat KPK dilemahkan melalui revisi undang-undang,” kata Febri.

Calon terakhir yang bermasalah berasal dari latar belakang hakim tindak pidana korupsi. Calon ini pernah mengeluarkan disenting opinion dalam empat putusan kasus korupsi besar. ICW menilai, hakim ini tak sepaham soal pemberantasan korupsi. Di tinggkat yang lebih tinggi, Mahkamah Agung justru menguatkan putusan hakim yang lain

Berdasarkan pantauan Tempo dalam tes wawancara, Panitia sempat mencecar Hakim ad hoc Tipikor Jakarta Alexander Marwata soal trend disenting opinion dalam sejumlah kasus korupsi. Alex sendiri diloloskan panitia sebagai calon pimpinan bidang penindakan bersaing dengan Staf Pengajar Lembaga Pendidikan Polri, Brigadir Jenderal Basaria Pandjaitan.

“Saya justru ingin menunjukan kalau dakwaan jaksa itu lemah,” kata Alex membantah tudingan anti pemberantasan korupsi. “Semua disenting, saya tuliskan secara detil supaya jaksa tahu lemahnya di mana.”

Calon yang ingin menjadikan KPK bak call centre dalam tes wawancara adalah Basaria yang memaparkan soal alasan berdirinya lembaga anti rasuah tersebut. Basaria yang diplot di penindakan justru lebih banyak memaparkan soal peran KPK yang akan memaksimalkan peran supervisinya terhadap dua lembaga penegak hukum lainnya.

Sedangkan calon dengan kekayaan tak wajar adalah mantan Staf Badan Intelejen Negara Saut Situmorang yang dicecar soal PT Indonesia Cipta Investama dan mobil mewah Jeep Rubicon. Panitia sempat menanyakan soal laporan perusahaan tersebut adalah tempat pencucian uang Saut sehingga memiliki profil keuangan yang tak sesuai profesi.

“Kami bisa klarifikasi, semua ada justifikasinya. Sejauh ini tak ada masalah,” kata Ketua Panitia Seleksi Destry Damayanti. “Kalau sudah masuk delapan besar berarti sudah clear.”

Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada Hifdzil Alim juga menilai keputusan panitia seleksi meloloskan delapan nama ke presiden meninggalkan catatan khusus. Ia mempertanyakan soal masih lolosnya calon yang berlatar belakang kepolisian. Hal ini dinilai sebagai langkah kompromi pansel terhadap bayang-bayang harus adanya perwakilan dari kepolisian atau kejaksaan.

Pansel seharusnya justru menyelamatkan KPK dari kemungkinan adanya titipan lembaga, politik atau kekuatan ekonomi tertentu. “Menurut saya ini (hasil Pansel) kurang sehat,” kata Hifdzil.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita Menarik
Siapa Mahasiswa UNS yang Lulus dengan IPK 4
Heboh Tren Remaja Seksi, Cuma Berbaju Kantong Plastik Tipis!
Heboh, Ada Telur dengan Cangkang Membentuk Huruf 'Allah'
Parkir Liar DKI:Duit ke PNS Capai Rp 40 juta, Apa Kata Ahok?

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

9 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

20 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

23 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

24 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

27 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

28 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

28 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

29 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

30 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

34 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya