Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsudin (tengah) bersama 56 organisasi kemasyarakatan berbasis Islam yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah bergandengan usai melakukan pertemuan tertutup, di Gedung MUI, Jakarta, (21/4). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Surabaya – Majelis Ulama Indonesia menggelar Musyawarah Nasional ke-IX di Kota Surabaya, Selasa, 25 Agustus 2015. Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka acara yang dihadiri 550 peserta dari seluruh Indonesia itu. Pembukaan dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi.
“Insya Allah dibuka Pak Jokowi, sudah geladi bersih kok,” ujar ketua panitia daerah Munas MUI, KH Abdusshomad Bukhori, di Hotel Garden Palace, Surabaya, Senin, 24 Agustus 2015.
Munas MUI kali ini menggelar tema Islam wasathiyah untuk Indonesia dan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban. Digelar mulai 24-27 Agustus 2015 di Hotel Garden Palace, Surabaya, MUI bakal melaksanakan beberapa agenda seperti penyempurnaan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga, penetapan garis-garis besar program MUI periode 2015-2020 dan penetapan sejumlah fatwa urgen.
Abdusshomad menuturkan para peserta satu per satu mulai melakukan registrasi dan rapat. Setelah itu malam ta’aruf atau perkenalan digelar. “Baru besok pembukaan di Grahadi pukul 10.00, lalu kembali ke hotel untuk mendengar pengarahan-pengarahan dari menteri dan pengurus pusat. Dilanjutkan sidang-sidang komisi serta laporan dari daerah untuk menyampaikan permasalahan di wilayahnya kepada forum,” ujarnya.
Selain itu, agenda yang tak kalah penting ialah memilih pemimpin MUI yang baru. Abdusshomad menuturkan, proses pemilihan dilakukan melalui pemilihan dari jenjang formatur di koordinator wilayah. Pada sidang pleno, kandidat yang mewakili tiap wilayah akan dibicarakan bersama.
“Ada pertemuan masing-masing koordinator wilayah. Dari sidang pleno mereka berunding untuk sepakat siapa satu orang yang dipilih dari satu korwil. Masing-masing wilayah rapat sendiri,” ujar Ketua MUI Jawa Timur ini.
Dibuka Jokowi, Munas MUI ini rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Pak JK mudah-mudahan bisa. Kalau Pak JK ke luar negeri, saya kira nanti ditutup oleh Menteri Agama."