WADUK JATIGEDE: Warga Belum Terima Ganti Rugi Rumah

Reporter

Minggu, 23 Agustus 2015 20:32 WIB

Foto udara Waduk Jatigede yang belum tergenang air di Sumedang, Jawa Barat, Sabtu, 1 Agustus 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah warga yang terkena dampak proyek Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, meminta Presiden Joko Widodo melihat langsung kondisi masyarakat yang terlunta-lunta akibat proses ganti rugi terhadap masyarakat yang hingga kini belum tuntas. Warga meminta Presiden datang sebelum waduk mulai digenangi pada tanggal 31 Agustus 2015 mendatang.

Tokoh masyarakat Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Aden Tarsiman, 49 tahun, mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ganti rugi tanah dan bangunan bagi masyarakat yang terdampak. "Masih banyak warga yang belum dituntaskan masalah ganti ruginya. Jadi kami berharap Jokowi datang langsung ke masyarakat agar bisa melihat kondisi sebenarnya sebelum waduk digenangi," ujar Aden kepada Tempo di kediamannya, Ahad, 23 Agustus 2015.

Menurut dia, masih ada sekitar 3.800 warga yang komplain terkait belum digantinya tanah yang dibebaskan pada medio 1982-1986. Selain itu, masih ada sekitar 12 ribu warga yang belum terdata sebagai masyarakat yang terkena dampak penggenangan.

Menurut dia, selama ini pemerintah dinilai lalai mendata masyarakat yang harus dipenuhi haknya. Seperti dalam proses ganti rugi tanah dan bangunan terhadap masyarakat yang memilki kartu keluarga di lokasi yang terkena dampak. Masyarakat hanya diberikan ganti rugi senilai Rp 29 juta. Uang ganti rugi tersebut jauh dari cukup untuk mengganti rumah yang dibeli pemerintah.

"Pemerintah tidak memberikan solusi untuk merelokasi warga. Dulu pernah mau ditempatkan di lahan kas Kecamatan, tapi hingga sekarang belum terealisasi. Uang Rp 29 juta kurang untuk mencari rumah rumah ditempat lain," kata dia.

Selain itu, ia mengatakan pemerintah tidak memperhatikan masalah lapangan pekerjaan warga. Pasalnya, mayoritas warga yang terkena dampak genangan berprofesi sebagai buruh tani dan ternak. "Pemerintah harus memperhatikan kondisi sosial masyarakat. Di sini mayoritas bertani dan ternak, kalau dipindahkan juga harus ada pertimbangan ke arah sana," kata dia.

Dengan adanya permasalahan tersebut, sejumlah masyarakat di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, belum pergi dari kediamannya. Hal itu dikarenakan, sejumlah warga masih kebingungan ihwal masa depan dirinya apabila meninggalkan rumahnya tersebut. "Hanya 1-2 warga yang sudah meninggalkan Desa Cipaku. Itupun mereka yang dikategorikan mampu. Kebanyakan masyarakat bingung mau pindah ke mana," kata Aden.

Aden mengatakan, segala upaya sudah ditempuh warga untuk meminta hak ihwal uang gangi rugi. Salah satu contohnya, Aden dan sejumlah warga Jatigede sempat melakukan long march dari Sumedang menuju Gedung DPR di Jakarta. Namun, hingga kini belum ada sinyal positif dari pemerintah. "Kalau bisa dibilang masyarakat sudah capek dan jenuh nuntut masalah ini," ujarnya.

Pantauan Tempo di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, terhitung satu pekan sebelum waduk digenangi, masyarakat masih terlihat menjalankan aktifitas seperti biasa, seperti bertani, berternak dan memotong kayu. Di setiap rumah masih terlihat sejumlah warga yang sedang ngaso dan berkumpumpul bersama tetangga. Padahal apabila waduk jadi digenangi pada 31 Agustus mendatang, Desa Cipaku merupakan desa pertama yang akan tenggelam.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembayaran ganti rugi warga terdampak proyek Waduk Jatigede sudah dibayarkan sejak Jumat, 26 Juni 2015 lalu. Menteri Basuki mengklaim tak ada lahan yang belum bisa dimulai pembebasan lahannya dalam proyek itu.

Kementerian sudah menyiapkan anggaran Rp 747,57 miliar untuk ganti rugi itu. Namun anggaran tersebut terancam membengkak karena masih ada 12 ribu aduan masyarakat terkait dengan sengketa pembebasan lahan Waduk Jatigede.

IQBAL T. LAZUARDI S.

Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

17 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

21 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

26 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

32 hari lalu

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

52 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya