Presiden Joko Widodo memberikan hormat saat melantik sembilan anggota Komisi Kejaksaan Republik Indonesia periode 2015-2019 di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 6 Agustus 2015. Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik 9 anggota Komisi Kejaksaan periode 2015-2019 dari unsur masyarakat dan pemerintah di Istana Negara. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo optimistis mampu melewati cobaan ekonomi yang tengah menerpa Indonesia. Ia mengatakan siklus perekonomian global baik global maupun domestik kurang menggembirakan. Namun ia menyebut goncangan ekonomi seperti ini bukanlah yang pertama kali dirasakan Indonesia.
“Kita kan melewatinya dengan selamat,” kata dia dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Bersama DPR dan DPD, di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat, 14 Agustus 2015.
Meski optimistis mampu melewatinya, Jokowi mengakui masih banyak masalah mendasar yang harus diselesaikan. Kedaulatan pangan masih belum dapat tercapai karena rentannya gagal panen dan mudah diterpa ketidakstabilan harga pangan.
Dari sisi infrastruktur, moda transportasi massal di tiap wilayah masih sangat kurang jumlahnya dan belum terintegrasi. Bidang maritim masih diterpa illegal fishing, pencurian ikan, dan penjarahan sumber daya laut.
“Ini menyebabkan kerugian negara yang sangat besar,” kata dia.
Tak hanya itu, ia juga menerangkan dari sektor energi, ketersediaan tenaga listrik masih belum terpenuhi untuk seluruh masyarakat dan pembangunan ekonomi. Ditambah lagi produksi bahan bakar minyak masih defisit sekitar 600 ribu barel per hari.
Untuk mengatasi seluruh persoalan-persoalan tersebut Jokowi meminta seluruh pihak tetap utuh dan bekerja sama.
“Tidak boleh terpecah belah oleh pertentangan politik dan kepentingan jangka pendek,” kata dia. Dengan begitu, kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dapat terwujud.
Selain itu, Jokowi mengatakan perombakan kabinet yang baru ia lakukan Rabu lalu adalah untuk memperkuat kinerja pemerintah.