Daerah Lain Beli Sapi Besar-besaran, Pedagang Yogya Protes

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 13 Agustus 2015 04:04 WIB

Peternakan sapi. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO , Yogyakarta: Asosiasi Pedagang Sapi Segoroyoso Yogyakarta mendesak pemerintah bisa mengontrol pembelian sapi asal luar DIY yang diduga kuat turut memicu kelangkaan stok yang berimbas pada mahalnya harga daging sepekan terakhir.

“Pembelian besar-besaran dari luar daerah ini karena stok luar daerah kosong, lalu mereka kulak ke Yogya. Tapi ini jadi memberatkan pedagang lokal,” ujar pedagang daging sapi yang juga juru bicara Paguyuban Segoroyoso Yogyakarta, Edi Santoso, kepada Tempo, Rabu, 12 Agustus 2015.

Sejak dua pekan terakhir, menurut Edi, sejumlah pedagang besar asal Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah, lebih gencar kulakan ke sejumlah pasar hewan di Yogyakarta, yang tersebar di kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Sleman. Para pedagang ini merupakan pemain besar dan berani membeli sapi hidup lebih tinggi dibanding harga pasaran.

“Yang jadi masalah, mereka berani membayar lebih mahal sampai Rp 7.000 per kilogram, sehingga satu ekor bisa selisih Rp 1 juta sendiri. Ini membuat pedagang lokal yang bermodal kecil kalah dan tak kebagian stok,” ujarnya.

Dia menambahkan, sehari bisa 4 sampai 5 truk sapi dari Yogya diangkut ke daerah Jawa Barat dan Jakarta.

Edi menuturkan dari data asosiasi, tiap hari kebutuhan sapi untuk dua wilayah yang ditangani pedagang yang terhimpun di Segoroyoso adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul berkisar 30-35 ekor sapi.

“Sekarang tiap hari tak sampai 30 sapi yang dipotong, sehingga daging sulit dan lebih mahal,” ujarnya.

Paguyuban Segoroyoso pun kemarin menggelar pertemuan untuk menyikapi bersama fluktuatif harga daging saat ini. Edi menuturkan dari pertemuan itu, pedagang sepakat, mulai Kamis hari ini, 13 Agustus 2015, harga daging akan dinaikkan sekitar Rp 6.000 per kilogram. Dengan kenaikan itu harga daging bakal menjadi sekitar Rp 105-110 ribu per kilogram,

“Harga itu berlaku sampai stok kembali stabil,” ujarnya. Pedagang pun mulai hari ini akan mensosialisasikan keputusan bersama itu dengan menempel selebaran pengumuman di pasar-pasar tradisional.

Kepala Seksi Pengawasan Mutu dan Kualitas Hewan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta, Endang Finiarti, menuturkan penjualan sapi ke luar DIY memang sudah ada kuotanya tersendiri dan langsung di bawah pengawasan Pemerintah DIY.

“Pemerintah kota dalam hal ini lebih mengontrol kualitas daging-daging yang dijual itu, layak tidak untuk dikonsumsi. Jika soal persaingan harga dan jatah kuota ada diranah tim pengendali inflasi DIY,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

VIDEO TERKAIT:


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

18 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

59 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya