Rhoma Irama Bikin Partai Idaman, Pengamat: Mungkin Ada yang Tergila-gila

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 11 Juli 2015 10:45 WIB

Rhoma Irama, Ketua Umum Idaman. foto : istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Rhoma Irama bakal mengumumkan berdirinya Partai Idaman, atau singkatan dari Partai Islam Damai Aman.

Rencananya hari ini, Sabtu, 11 Juli 2015, pedagangdut Rhoma Irama akan menandatangani akte notaris sekaligus deklarasi Partai Idaman. Setelah itu, Rhoma dan timnya akan menyiapkan berkas untuk diajukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Baca: Rhoma Irama dan Partai Idaman, Begini Peluangnya di Pemilu)

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, memprediksi partai besutan Rhoma Irama itu sulit mendapat dukungan signifikan pada Pemilihan Umum 2019. "Karena perubahan dukungan berlaku cepat. Pendukung Rhoma sebagai penyanyi berbeda dengan dia sebagai politikus," kata Syamsuddin saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Juli 2015.


Berita Angeline Dibunuh
Begini Sandiwara Margriet yang Bikin Tetangga Geram
Kasus Angeline: Pengakuan Pria Sydney Pojokkan Putri Margriet


Menurut dia, Rhoma memang dapat mendirikan partai sesuai hak politiknya. Namun, Syamsuddin berharap Rhoma tidak mencampuradukkan kekuasaan dalam bermusik dan berpolitik. "Mungkin ada pengagum tergila-gila dengan dia, tapi dalam pemilu bagaimana? Tujuannya semata-mata untuk kekuasaan?" kata Syamsuddin. (Baca pula: Tidak Kapok Berpolitik, Rhoma Dirikan Partai Idaman)

Dia menilai latar belakang Rhoma membuat partai baru tak lain untuk melampiaskan kekecewaannya karena gagal menjadi calon presiden dari partai besar.

Raja dangdut pendiri grup Soneta itu berkali-kali gagal menjadi calon presiden. Sejak 1977, Rhoma bergabung di Partai Persatuan Pembangunan. Di Partai Kabah itu, Rhoma mampu menyedot pendukung lewat dakwah dan politik. Namun pada 1997 Rhoma aktif menjadi juru kampanye Partai Golkar. Banyak pendukung Rhoma di PPP yang kecewa.

Pada Pemilu 2009, Rhoma balik lagi ke PPP. Rhoma digadang-gadang akan diusung menjadi calon presiden oleh partai itu. Namun pencalonannya gagal karena PPP menilai elektabilitas Rhoma kalah dibanding Suryadharma Ali. (Simak: Raup Rp 300 Juta, Rhoma Irama Penerima Royalti Terbesar)

Menjelang Pemilu 2014, Rhoma mendeklarasikan mendukung Partai Kebangkitan Bangsa. Sayangnya, dukungan ini bertepuk sebelah tangan. Rhoma kecewa karena tak menjadi bakal calon presiden dari PKB yang saat itu berkoalisi dengan PDI Perjuangan.

PUTRI ADITYOWATI

Berita Terpopuler
Ngelencer, Ahok Damprat Wali Kota Jakarta Barat
Gugatan Ical Kandas di PTTUN, Agung Kembali Kuasai Golkar
Ini Akik Jenis Baru dari Fosil Kerang



Berita terkait

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

7 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

9 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Deretan Lagu Lebaran dari Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama

21 hari lalu

Deretan Lagu Lebaran dari Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama

Lagu-lagu lebaran identik dengan hari kemenangan, berikut deretan lagu Lebaran karya Ismail Marzuki sampai Bimbo dan Rhoma Irama.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

34 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

34 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

40 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

42 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

43 hari lalu

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

Hasil akhir rekapitulasi suara KPU menyebutkan 8 parpol lolos ke Senayan. Sementara 10 parpol lainnya gagal ke DPR di Pemilu 2024. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

44 hari lalu

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

Hakim MK mengatakan, keberlakuan Pasal 228 UU Pemilu sesungguhnya ditujukan bagi partai politik secara umum,

Baca Selengkapnya