TEMPO.CO, Jakarta - Dua warga Indonesia dilaporkan bergabung dengan organisasi militan ISIS. Laporan ini dilansir The Intercept yang memperoleh dokumen intelijen milik Australian Federal Police (AFP).
Seorang dari kedua WNI itu bernama Ridwan Agustin yang dulu berprofesi sebagai pilot AirAsia. Ridwan adalah seorang pilot lulusan AirAsia Academy yang pernah berlatih di markas Airbus di Toulouse, Prancis pada 2009 dan lulus dari akademi pada Januari 2010. Selain beberapa rute domestik, ia menerbangkan rute internasional dengan tujuan Hong Kong dan Singapura.
Sebelum September 2014 di akun Facebook yang ia miliki, foto dirinya bersama pesawat merupakan pemandangan yang wajar. Sesekali istri dan anaknya serta kru pesawat menemaninya dalam foto-foto tersebut. Namun setelah bulan tersebut muncul sejumlah foto yang menunjukkan dukungannya terhadap ISIS.
Baca juga:
Pastikan Kematian Angeline, Margriet Injak Kaki dan...
Pria Sydney Akhirnya Bongkar Peran Putri Margriet
Ia mulai berteman dan berinteraksi di dunia maya dengan akun-akun yang pro-ISIS termasuk pejuang asal Indonesia yang mendokumentasikan pertempurannya di Suriah dan Iraq. Ridwan pun mengubah nama profilnya dari Ridwan Agustin menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy dan menunjukkan ketertarikannya untuk terjun ke pertempuran di Kobani, Suriah. Selain itu menurut laporan tersebut, Ridwan mengontak pilot maskapai lain yang juga mulai mendukung ISIS.
Seorang pilot dari maskapai yang berinteraksi dengan Ridwan itu adalah Tommy Hendratno. Juga berasal dari Indonesia, ia memakai nama lain Tomi Abu Alfatih. Sedangkan profil Facebook terkini namanya tertulis sebagai Abu Alfatih Hendratno.
Berdasarkan laporan juga akun sosial media miliknya, Hendratno adalah bekas anggota militer yang pernah berlatih di Paris dan bekerja di sekolah penerbangan besar Indonesia. Belum lama, ia menerbangkan pesawat pribadi untuk perusahaan penerbangan eksklusif komersial Premiair.
Selanjutnya: Hendratmo mengikuti..
<!--more-->
Pada Februari lalu Hendratno mengikuti latihan penerbangan di Flight Safety International, sebuah sekolah penerbangan di St. Louis, Missouri. Latihan tersebut terjadi beberapa kali selama 3 tahun terakhir. Beberapa foto terkait dukungannya terhadap kegiatan ISIS seperti pemenggalan sandera, video propaganda, menyelingi foto kegiatannya di sana yang ia unggah lewat Facebook.
Baik AirAsia, tempat Ridwan dulu bekerja, maupun Fligt Safety International, tempat berlatih Hendratno, sampai saat ini menolak memberi keterangan apa pun terkait kabar ini. The Intercept, yang pertama kali memperoleh laporan dua WNI yang bergabung dengan ISIS ini, telah menghubungi kedua instansi tersebut.
"Perlu diketahui bahwan Ridwan Agustin dan Diah Suci Wulandari tidak lagi bekerja untuk AirAsia Indonesia. Maka dari itu kami tidak bisa berkomentar lebih jauh tentang mereka," ujar juru bicara AirAsia, Audrey Petriny. Diah Suci Wulandari adalah istri dari Ridwan yang dulu bekerja sebagai pramugari di satu maskapai yang sama.
Sejurus dengan AirAsia, juru bicara Flight Safety International juga menolak merespon pertanyaan dari The Intercept pada Senin lalu. "Saya benar-benar tidak tahu mengenai ini jadi saya tidak bisa berkomentar," kata Steve Philips.
Sidney Jones, kepala Institute for Policy Analysis yang berbasis di Jakarta, menyebut dua orang tersebut dapat menimbulkan ancaman besar. Menurutnya, pengetahuan dan akses mereka terhadap dunia penerbangan sanggup melukai banyak orang seperti yang terjadi dulu. "Sangat masuk akal jika pihak Australia terlihat resah atas temuan ini," ujarnya.
THE INTERCEPT | BINTORO AGUNG S
Baca juga:
Pastikan Kematian Angeline, Margriet Injak Kaki dan...
Pria Sydney Akhirnya Bongkar Peran Putri Margriet