Cara Mengawasi Dana Aspirasi Menurut Ketua DPR  

Reporter

Jumat, 19 Juni 2015 07:14 WIB

Ketua DPR Setya Novanto mendampingi seorang warga untuk melaporkan keluhan, seusai meresmikan Ruang Pelayanan Terpadu Pengaduan Masyarakat dan Informasi Publik. Jakarta, 17 Juni 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto menegaskan, anggota DPR tidak akan menikmati satu rupiah pun dana aspirasi yang sedang mereka usulkan. Setya beralasan, sejak awal, dana aspirasi memang tidak diperuntukkan dan tidak dikelola DPR. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu masyarakat, konstituen anggota DPR, yang kurang sejahtera.

"Kami hanya sekadar mengusulkan program dana aspirasi di masing-masing daerah pemilihan," kata Setya kepada Tempo di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 18 Juni 2015.

Menurut dia, dana aspirasi sebesar Rp 20 miliar per anggota Dewan itu akan mengalir langsung ke rekening pemerintah daerah. Dana tersebut akan digunakan pemda untuk melengkapi kebutuhan masyarakat, seperti sarana jalan, jembatan, dan tempat ibadah.

Politikus Partai Golongan Karya itu pun optimistis DPR tidak akan main mata dengan pemerintah daerah dalam memanfaatkan dana aspirasi. Sebab, Dewan akan melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengawasi setiap program yang menggunakan dana aspirasi. "Bahkan kami akan ajak KPK, karena ini sudah ranah keuangan negara," ujarnya.

Selain itu, penggunaan dana aspirasi memerlukan prosedur yang rumit sejak anggota Dewan mengajukan program tersebut ke fraksi. Anggota DPR wajib mengisi formulir dan persyaratan yang rinci. "Yang paling ketat, BPK mengecek betul penggunaan dana aspirasi di daerah. Jika ada yang tidak beres, pasti ketahuan," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tetap menolak pengajuan dana aspirasi oleh Dewan. Penolakan itu disampaikan meski delapan fraksi di DPR sudah menyepakati pengajuan tersebut.

"Mayoritas fraksi memang sudah setuju, tapi kan sebelum dijalankan, masih bisa dikoreksi," ucap Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 17 Juni 2015. Menurut Kalla, tak seharusnya DPR mengajukan dana aspirasi. Alasannya, parlemen merupakan pengawas pemerintah. "Kalau DPR punya anggaran, terus siapa yang mengawasi," ujarnya.

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Studi Demokrasi Rakyat Laporkan Anggota DPR ke KPK, Diduga Beli Suara agar Menang Lagi di Pemilu 2024

24 Februari 2024

Studi Demokrasi Rakyat Laporkan Anggota DPR ke KPK, Diduga Beli Suara agar Menang Lagi di Pemilu 2024

Dalam laporan ke KPK disebutkan hasil korupsi itu diduga untuk membeli suara dalam kontestasi Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

23 Februari 2024

Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Polda Jawa Tengah Telusuri Laporan Pemotongan Dana Aspirasi Desa 3 Kabupaten di Jawa Tengah

24 November 2023

Polda Jawa Tengah Telusuri Laporan Pemotongan Dana Aspirasi Desa 3 Kabupaten di Jawa Tengah

Polda Jawa Tengah menelusuri laporan pemotongan dana aspirasi desa yang bersumber dari bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah di 3 daerah 2020-2022.

Baca Selengkapnya

Dekat Bupati, Legislator Klaten Bisa Dapat Dana Aspirasi Besar

13 Maret 2017

Dekat Bupati, Legislator Klaten Bisa Dapat Dana Aspirasi Besar

Menurut Bambang, tidak ada ketentuan jumlah dana aspirasi yang dapat diajukan tiap anggota DPRD. "Itu tergantung Bupati."

Baca Selengkapnya

Bupati Jeneponto Diperiksa Terkait Dana Aspirasi  

18 Januari 2017

Bupati Jeneponto Diperiksa Terkait Dana Aspirasi  

Iksan dipanggil jadi saksi karena dianggap mengetahui betul kasus tersebut. Sebab, saat itu, dia menjabat Sekda Jeneponto pada 2013.

Baca Selengkapnya

Sekjen PUPR Akui Ada Permintaan Khusus dari Anggota DPR  

2 Juni 2016

Sekjen PUPR Akui Ada Permintaan Khusus dari Anggota DPR  

KPK mendalami sejauh mana keterlibatan Direktorat Jenderal Bina Marga dalam kasus korupsi proyek Jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Baca Selengkapnya

Dana Aspirasi Tak Masuk RAPBN 2016, DPR Pasrah

8 Juli 2015

Dana Aspirasi Tak Masuk RAPBN 2016, DPR Pasrah

Setya Novanto membantah jika DPR dianggap terlalu memaksakan usul dana aspirasi.

Baca Selengkapnya

Soal Dana Aspirasi, DPR Mulai Melunak  

7 Juli 2015

Soal Dana Aspirasi, DPR Mulai Melunak  

Pemerintah diharapkan menyampaikan sikap resmi soal dana aspirasi dalam pembahasan RAPBN 2016 di Badan Anggaran DPR.

Baca Selengkapnya

Minta Dana Aspirasi Rp 125 Miliar, DPRD Tidore Dikritik  

7 Juli 2015

Minta Dana Aspirasi Rp 125 Miliar, DPRD Tidore Dikritik  

Dana itu nantinya diperuntukan untuk 25 anggota DPRD Kota Tidore sehingga masing-masing anggota mendapatkan Rp 5 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pastikan Tak Ada Jatah Dana Aspirasi di RAPBN 2016

6 Juli 2015

Jokowi Pastikan Tak Ada Jatah Dana Aspirasi di RAPBN 2016

Apa pun yang dilakukan DPR, keputusan tetap berada di tangan Jokowi.

Baca Selengkapnya