TEMPO Interaktif, SOLO:Puluhan armada bus yang melayani jurusan Solo-Purwodadi mogok, Kamis (6/10). Hal itu dipicu oleh ketidaksetujuan para sopir dan kondektur bus atas penentuan kenaikan tarif oleh gubernur Jawa Tengah. "Kami menolak tarif yang ditetapkan pemerintah karena justru merugikan kami," kata Wartono, kondektur bus Solo-Purwodadi. Para kru bus memarkirkan kendaraan mereka di halaman parkir terminan Tirtonadi Solo. Mereka tidak bersedia mengangkut calon penumpang yang sudah berjubel sejak pagi. Pemogokan para awak bus itu membuat petugas DLAAJ Solo kelabakan untuk mencarikan kendaraan pengganti. Menurut Wartono, para kru bus tidak setuju denganPeraturan Gubernur Jateng No 57 tahun 2005 yangmenyatakan tarif bus ekonomi jurusan Solo-Purwodadinaik 48 persen dari harga sebelumnya. Gubernurmenetapkan tarif maksimal atau batas atas adalah Rp7.400 dan tarif bawah Rp 5.000. "Ini kan merugikan kami, mestinya kenaikannya 72 persen," kata dia.Prosentase tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara awak bus dengan DLLAJ pada 1 Oktober. "Sebelumnya kami sudah berlakukan tarif sebesar Rp 8.600, tapiperaturan yang baru malah lebih rendah," tegasnya.Untuk mengangkut penumpang, akhirnya DLLAJ KotaSolo mengalihkan beberapa bus jurusan kota lain agar melewati Purwodadi. Selain itu juga mengerahkan angkutandarurat dengan armada milik Pemerintah. Untuk menghindari aksi pencegatan terhadap kendaraanyang mengakut penumpang ke Purwodadi, angkutan alternatif tersebut dikawal aparat bersenjata dari Polresta Solo. Imron Rosyid