Duit Cekak, Anak Rohingya Putus Sekolah  

Reporter

Rabu, 27 Mei 2015 06:55 WIB

Seorang anak pengungsi Rohingya memiilih pakaian yang disumbang penduduk lokal di penampungan sementara di Bayeun, Aceh, 25 Mei 2015. Ribuan etnis Rohingya pergi dari negaranya, Myanmar karena merasa tidak aman lagi. AP/Bakkara

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anak pengungsi Rohingya di Makassar, Sulawesi Selatan, terpaksa putus sekolah karena orang tuanya mengalami kesulitan ekonomi. Mereka hanya bertumpu pada bantuan dana dari International Organization for Migration (IOM). Selama di Indonesia, pengungsi Rohingya dilarang bekerja. Praktis, tak ada penghasilan tambahan yang diperoleh.

Salah seorang pengungsi Rohingya, Muhammad Thoyib, 45 tahun, yang 'dituakan' mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi persoalan tersebut. Ia pun terkadang miris melihat para penerusnya itu terpaksa berhenti sekolah. "Beberapa anak memang harus putus sekolah," kata dia, Senin, 25 Mei 2015.

Thoyib bersama 35 pengungsi Rohingya lainnya tinggal di Wisma Budi, Kelurahan Maricaya, Kecamatan Makassar. Ia menyebut cuma segelintir anak pengungsi Rohingya yang masih bersekolah. Kebanyakan berakhir dengan cerita sedih lantaran tidak mempunyai cukup anggaran guna melanjutkan pendidikan sang anak.

Dalam komunitasnya, Thoyib menyebut paling tidak sudah lima anak yang berhenti sekolah. Di antaranya, Habiba, 9 tahun, Moh Azis (16), Nur Azizah (14), Nur Syaidah (8), dan Moh. Syahi (11). Tercatat cuma 3 dari 13 anak pengungsi Rohingya di komunitas itu yang masih menempuh pendidikan. Itu pun di bangku sekolah dasar.

Thoyib mengatakan sejumlah anak putus sekolah dipicu pelbagai faktor. Selain problema finansial, masalah lain adalah perlakuan kurang menyenangkan dari segelintir anak pribumi. Hal itu membuat anak pengungsi Rohingya merasa kurang nyaman menempuh pendidikan di sekolah negeri.

Karena itu, kebanyakan anak pengungsi Rohingya ingin melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, seperti Metro School Makassar. Masalahnya, IOM hanya mau membiayai pendidikan para imigran di sekolah negeri. Itu pun di luar ongkos akomodasi sang anak yang menjadi tanggungan orang tua.

Selama di Indonesia, para pengungsi Rohingya memperoleh bantuan dana tetap setiap bulannya. Jumlahnya, Rp 1,25 juta untuk orang dewasa dan Rp 500 ribu untuk anak. Dana itulah yang dipakai Thoyib dan kawan-kawan untuk memenuhi keperluan hidupnya, selain makan dan tempat tinggal yang merupakan tanggungan IOM.

Meski begitu, Thoyib mengaku sangat bersyukur telah diterima oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan baik. "Kami merasa sangat aman di sini, jauh dari ancaman pembantaian hanya karena agama kami Islam," tuturnya.

Ketua RT 01 RW 05, Kelurahan Maricaya, Elisabeth W Fransisca alias Fanny, 41 tahun, menerangkan berdasarkan data yang diperolehnya, memang tinggal 3 anak pengungsi Rohingya yang masih mengenyam pendidikan. Di antaranya, satu orang di SLB dan dua orang di Metro School Makassar.

Di Makassar, para pengungsi Rohingya ini tinggal di sejumlah tempat penampungan sementara. Mereka berbaur dengan imigran lain asal Afganistan, Malaysia, dan Iran. Jumlah mereka di Kota Angin Mamiri itu ditaksir mencapai sekitar 200 jiwa. Mereka sebatas transit untuk selanjutnya dibawa ke negara ketiga yang menjadi destinasinya.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

28 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya