Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Polri Kombes Victor Simanjuntak, bersama Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Rikwanto. Memberikan keterangan kepada media, perihal penangkap 4 tersangka sindikat peredaran uang palsu. Jakarta, 9 April 2015. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Brigadir Jenderal Victor Simanjuntak tertarik mengusut kasus Petral. "Setiap kasus korupsi, kami tertarik, asal ada yang melapor," kata Victor di Mabes Polri, Jumat, 22 Mei 2015.
Hal ini dibuktikan dari pertemuan Victor dengan mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri di kantornya, pada Kamis malam. Victor menyebut Faisal berinisiatif datang ke Bareskrim untuk menjelaskan kasus Petral. Victor membantah mengundang Faisal untuk membahas kasus Petral.
"Saya tidak bertanya, tidak mengundang. Mungkin beliau percaya kepada Polri, jadi datang ke saya untuk berkoordinasi saja," kata Victor.
Berbeda dengan pengakuan Victor, Faisal mengaku diundang Bareskrim untuk dimintai pendapat soal kasus Petral pada Kamis malam. Faisal datang sendiri dan bertemu tiga orang Bareskrim, termasuk Victor.
"Petral ini kan panas dari dulu. Teman-teman Bareskrim pengin tahu kasus Petral, jadi saya kasih tahu," ujar Faisal.
Kemarin, Faisal juga sempat menyebut sejumlah nama yang terkait dengan kasus tersebut, tapi bukan nama mafia migas. Menanggapi pernyataan Faisal, Victor membantahnya. "Nama apa? Tidak ada nama?" ucap Victor.
Sebelumnya, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi mengeluarkan 12 rekomendasi yang diberikan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Salah satu rekomendasinya adalah pembubaran Petral Group. Untuk pembubaran Petral masih harus menunggu hasil audit investigasi yang ditargetkan rampung pada April 2016. PT Pertamina Tbk saat ini masih menyeleksi lembaga audit.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
21 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.