Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengajari anak-anak pelajaran matematika di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 11 April 2015. Anies mengatakan kampung itu berhasil membuat pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. Ia juga berharap, dengan adanya Kampung Matematika di Bogor, akan lahir kampung-kampung lain di Indonesia yang peduli dengan pendidikan. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tim pelajar Indonesia meraih penghargaan dalam ajang Intel Internasional Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Pittsburgh, Amerika Serikat, pekan lalu. Dua ilmuwan muda menyabet Grand Awards berkat riset pada bidang matematika dan sains material. Satu lagi meraih penghargaan Honorable Mention untuk kategori riset kimia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pencapaian para pelajar tersebut sangat luar biasa karena berhasil melewati seleksi ketat. "Saya masuk ruangan ini aromanya lain, tak hanya melati tapi ada aroma kebanggaan," kata Anies dalam jumpa pers di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin, 18 Mei 2015. Anies pun meminta para peserta Intel ISEF tersebut menuliskan pengalaman mereka sebagai inspirasi bagi para pelajar lain di Indonesia.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Iskandar Zulkarnaen merasa bangga dengan prestasi yang diraih pelajar Indonesia dalam kompetisi sains tingkat SMA terbesar di dunia itu. Menurut Iskandar, 12 ilmuwan muda yang berangkat ke kompetisi tersebut sudah bisa disebut sebagai pemenang. "Kesempatan berlaga di Intel ISEF adalah sesuatu yang diraih dengan usaha dan kerja keras," katanya.
Siswa SMA Negeri Bali Mandara Singaraja, Bali, I Kadek Sudiarsana dan I Dewa Gede Ary, menempati peringkat keempat berkat riset mereka mengembangkan motif gringsing, kain tenun khas Bali, dengan rumus matematika. Sebelumnya, mereka menjuarai Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun lalu.
Adapun Luca Cada Lora dan Galih Ramadhan dari SMA Negeri 1 Surakarta meraih peringkat keempat berkat penelitian mereka tentang manfaat abu vulkanis sebagai penyaring alami logam berat. Tahun lalu, mereka menang dalam Lomba Karya Ilmiah yang diselenggarakan LIPI.
Penghargaan Honorable Mention dari Intel diberikan kepada tim SMA Katolik Gembala Baik Kalimantan Barat yang beranggotakan Shinta Dewi dan Hansen Hartono. Mereka melakukan riset tentang karbon dari ampas tebu sebagai penyerap kontaminasi logam berat dari industri penambangan emas di Sungai Mandor, Kalimantan Barat.