TEMPO.CO, Surabaya - Nama Abdul Syukur, 63 tahun, tiba-tiba meledak di sejumlah halaman utama pemberitaan media lokal Surabaya. Mbah Dul--sapaan akrab Abdul--dikenal di lingkungannya sebagai kakek nyentrik dan gila.
Mbah Dul disebut gila karena kebiasaannya menambal jalan berlubang dalam sepuluh tahun terakhir. Tak main-main, empat jalan protokol di kawasan Surabaya Utara terus dia awasi. Kalau ada yang berlubang, dia siap menambalnya dengan bongkahan batu bekas aspal yang diangkut menggunakan becaknya.
“Karena dia sering ngangkut aspal di becak, sudah sering bannya meletus. Dia ya jalan kaki,” tutur Wahyuni, 35 tahun, anak kedua Mbah Dul, saat menceritakan kegigihan bapaknya kepada Tempo, Jumat, 15 Mei 2015.
Mbah Dul menuturkan, selama sepuluh tahun ‘mengabdi’ tanpa dibayar, dia sudah menambal di sepanjang jalan Surabaya Utara. Di antaranya sepanjang Jalan Gembong Tebasan, perlintasan kereta api ITC, Bunguran, dan Tambakrejo. “Yang paling parah itu rel depan ITC. Saya sampai habiskan tujuh gerobak sisa aspal,” kata Mbah Dul.
Dari penelusuran Tempo, di empat titik tersebut terlihat sejumlah jalan sudah terlihat diaspal ulang. Memang, sejak nama Mbah Dul tersohor, Pemerintah Kota Surabaya menerjunkan tim khusus untuk mengaspal ulang sejumlah jalan berlubang.
Sebagian lain masih tersisa bekas tambalan kreasi Mbah Dul. Di antaranya di Jalan Tambakrejo dan Gembong Jagalan. Sisa-sisa batu yang ditumbuk menggunakan palunya masih bisa dilihat.
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
18 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.