Temuan Akademisi: Perempuan Tak Dilibatkan dalam Musrenbang

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 12 Mei 2015 22:22 WIB

Ratusan aktivis wanita dari berbagai elemen, menggelar aksi dalam Peringatan Hari Perempuan Internasional di Yogyakarta, 8 Maret 2015. Dalam aksi bertajuk `Cuci Bersih Koruptor, ratusan perempuan menabuh berbagai perkakas rumah tangga sebagai simbol Indonesia tengah berada dalam status darurat korupsi. TEMPO/Pribadi Wicaksono.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan akademisi menyatakan persoalan yang dihadapi perempuan Indonesia belum rampung setelah reformasi Mei 1998. Komisioner Komisi Hak Asasi Manusia Organisasi Konferensi Islam, Siti Ruhaini Dzuhayatin, mengatakan perempuan belum sepenuhnya terlibat dalam demokrasi yang bersifat substansial dalam komunitas di tingkat lokal.

Pernyataan Siti Ruhaini muncul dalam lokakarya berjudul Demokrasi, Oligarki dan Perempuan di Universitas Atmajaya Yogyakarta, Selasa, 12 Mei 2015. Acara ini digagas organisasi non-pemerintah SATUNAMA dan The United Nations Democracy Fund.

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta itu mengatakan rendahnya keterlibatan perempuan untuk mendapatkan akses dalam pengambilan keputusan muncul dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Forum musrenbang cenderung bicara kesejahteraan yang dibayangkan laki-laki. Dia mencontohkan musrenbang membahas pembangunan gapura dan jalan. Padahal, ada aspek penting yang menyangkut kebutuhan perempuan, yakni pemenuhan gizi anak, pendidikan, dan sanitasi lingkungan. “Ibu-ibu cenderung diam ketika forum musrenbang berlangsung,” kata Siti.

Siti menggambarkan penguatan komunitas pasca-gempa bumi tahun 2006 di Kabupaten Bantul. Temuannya adalah perempuan tidak terlibat langsung dalam musrenbang. Di sana banyak terdapat buruh batik yang punya kebutuhan untuk memperkuat ekonomi. Ketika ditanya oleh Siti, perempuan buruh batik menginginkan adanya koperasi dalam skala kecil. Menurut Siti, penguatan ekonomi penting untuk memperkuat perempuan dalam pengambilan keputusan.

Dalam tingkat nasional, Siti menyebut ada perubahan cara pandang tentang demokrasi setelah reformasi di tingkat pemerintahan. Tapi, penerapan demokrasi belum sepenuhnya substansial atau hanya bersifat prosedural. Demokrasi yang bersifat substansial adalah masyarakat menerima manfaat secara adil. Tapi, perempuan menjadi kalangan yang belum menerimanya secara adil. “Selama ini perempuan dan keluarga dianggap sebagai koloni terakhir dalam demokrasi. Maka demokrasi tak kunjung selesai,” kata dia.

Dosen Jurusan Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Amalinda Savirani mengatakan demokrasi berbasis warga Negara tumbuh di Indonesia. Kerja komunitas atau kelompok masyarakat penting untuk melawan oligarki. Demokrasi menjadi alat bagi masyarakat untuk mendapatkan akses kesejahteraan, bukan sekadar wacana.

Dia mencontohkan bagaimana kelompok perempuan miskin yang buta huruf di Jakarta Utara menjadi berdaya, memprotes pejabat pemerintahan yang tidak peduli pada kesejahteraan mereka. “Semua pihak bertanggung jawab mengadvokasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata dia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

8 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

5 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

5 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

6 hari lalu

Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.

Baca Selengkapnya