Penganut Syiah di Sampang Dibaiat Ikut Ajaran Sunni
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Selasa, 12 Mei 2015 18:31 WIB
TEMPO.CO, Sampang - Wakil Bupati Sampang, Jawa Timur, Fadilah Budiono membenarkan adanya pembaiatan kepada pengikut aliran Syiah agar kembali ke ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Pembaiatan terhadap pengikut tokoh Syiah, Tajul Muluk, itu dilakukan di Pondok Pesantren Darul Ulum, Desa Gersempal, Kecamatan Omben. "Pembaiatannya dilakukan Sabtu, 9 Mei 2015," kata Fadilah kepada Tempo, Selasa, 12 Mei 2015.
Pengikut Syiah yang dibaiat bernama Hanafi bin Dulhalik, warga Dusun Gadding Laok, Dusun Blu'uran, Kecamatan Karang Penang. Menurut Fadilah, baiat dipimpin Kiai Haji Syaifudin dan didasari atas permintaan Hanafi sendiri. Hanafi diketahui baru pulang dari merantau ke Malaysia. "Tidak ada yang memaksa," ujar dia.
Sebelum baiat dilakukan, menurut Fadilah, para kiai, pejabat kecamatan, dan saksi dari masyarakat mendengarkan kesaksian dari Hanafi tentang pengalamannya ikut ajaran Syiah.
Fadilah berharap baiat terhadap Hanafi bisa menjadi pemanis agar pengikut Tajul Muluk lainnya tidak perlu takut dan malu jika ingin kembali kepada ajaran Sunni. "Kami berharap setelah Hanafi, pengikut Tajul lainnya sadar dan kembali ke ajaran Sunni," katanya.
Pemerintah Daerah Sampang, Fadilah melanjutkan, menjamin mereka yang dibaiat tidak akan dikucilkan atau diganggu lagi oleh warga sekitar. "Yang sudah dibaiat lapor ke pos pengamanan Brimob di Karang Gayam, supaya tidak lagi didata sebagai pengikut Syiah," ujar bekas Bupati Sampang ini.
Konflik antara penganut Islam Syiah dan Sunni di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, pecah pada 2013. Satu orang tewas dan puluhan rumah penganut Syiah dibakar oleh penganut mayoritas Sunni.
Konflik tersebut membuat ratusan penganut Syiah harus terusir dari kampung halamannya. Hingga dua tahun berselang mereka masih menetap di pengungsian Rumah Susun Puspa Agro, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.
MUSTHOFA BISRI