Sebelum Longsor Pangalengan, Bukit Bedil Retak 1 Meter
Editor
Kodrat setiawan
Rabu, 6 Mei 2015 10:35 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Sebelum tanah longsor menimbun Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa sore, 5 Mei 2015, sejumlah warga setempat mengatakan, Bukit Bedil--di mana pusat longsor terjadi--sudah lama retak.
"Retaknya dari jauh saja kelihatan, kira-kira lebarnya satu meter, dalamnya 5 meter," ujar Wawan Gunawan, yang sehari-hari berkebun di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, kepada Tempo, Rabu, 6 Mei 2015.
Wawan mengatakan retaknya Bukit Bedil sudah terlihat sejak sepuluh hari sebelum longsor terjadi. Warga setempat pun sempat mengadukan hal ini kepada PT Geothermal Star Energy. "Pekerja proyek pun sempat mencoba menambal retakan tersebut," ujar Wawan.
Saat itu pula Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah sempat menyarankan warga setempat untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, warga setempat mengeluhkan imbauan tersebut tidak dibarengi dengan kejelasan tempat tinggal. "Hanya himbauan saja," ujar salah seorang warga.
Kampung Cibitung sendiri terdiri dari satu rukun warga yang meliputi tiga rukun tetangga dan ditempati oleh 55 kepala keluarga. Saat longsor terjadi, sebagian warga sedang melakukan aktivitas seperti berkebun dan memancing.
Warga pun tak memperkirakan longsor akan terjadi. Pasalnya pada Selasa pagi hingga sore, cuaca cerah. Tanah longsor pun mengakibatkan pipa gas panas bumi milik PT Geothermal Star Energy meledak.
Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Bandung mencatat korban meninggal dari bencana ini berjumlah empat orang, terdiri dari tiga orang dewasa dan satu balita. Sedangkan yang mengalami luka berat berjumlah sembilan orang.
Proses evakuasi pun masih berlangsung hinga siang ini yang melibatkan 400 personel gabungan dari BPBD, tim SAR, TNI, Polri, dan relawan.
IQBAL T. LAZUARDI S.