Terobosan Petani Gunungkidul Atasi Kelangkaan Lobster  

Reporter

Selasa, 7 April 2015 04:03 WIB

Ilustrasi lobster. ANTARA/Ampelsa

TEMPO.CO , Yogyakarta: Pantai Sepanjang di Desa Kemadang, Kabupaten Gunung Kidul bakal menjadi pusat rintisan budidaya lobster pasir (Panulirus homarus) . "Ini untuk mengatasi kelangkaan atau turunnya panen lobster akibat perburuan besar-besaran selama ini,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, Agus Priyanto, kepada Tempo, Minggu, 5 April 2015.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut yang bermarkas di Kabupaten Buleleng, Bali, menjadi pendamping budidaya ini. Usaha tersebut melibatkan 29 kelompok nelayan setempat untuk tahap awal. Lobster pasir dipilih karena masa panennya paling cepat, sekitar dua bulan dari baby lobster.

Agus menjelaskan pada kurun waktu 2000-2001, tangkapan lobster di Gunungkidul sangat melimpah. Nelayan hanya menggunakan metode dan alat sederhana, yaitu menebar jaring dekat karang pantau, memasang krendet atau penangkap berbentuk lingkaran besi yang diinapkan semalam di bibir tebing. “Tapi pada 2014, panenan lobster dalam setahun hanya 37,74 ton, sangat sedikit," ujarnya.

Agus menuturkan usaha budidaya dengan membuat penangkaran khusus berupa blong, lebih mahal dalam pemeliharaannya, namun dinilai lebih menguntungkan. Pasar saat ini hanya mau menerima lobster dewasa. Budidaya ini orientasinya membesarkan lobster kalau perlu sampai bertelur. Sebelum dikirim ke luar kota seperti ke Bali atau Jakarta, harga jual lobster cenderung bagus dengan kisaran Rp 300-450 ribu per kilogram.

“Jangan sampai mengejar untung cepat tapi lobster di laut ternyata sudah habis atau semakin langka," ujar Agus. Keberadaan lobster di laut Jawa terutama Gunungkidul diyakini akibat lobster-lobster itu terbawa arus ke barat dari Pantai Australia kemudian tersangkut di Lombok dan terbawa sampai Laut Jawa.

Lurah Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Sulono, mengakui budidaya lobster ini menjadi terobosan menjawab kebingungan warganya yang selama ini banyak memanen lobster bayi atau kurang dari 200 gram seperti yang dilarang pemerintah. "Nelayan jadi punya arah dan dukungan budidaya, model dan caranya seperti apa yang efektif," katanya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Gunungkidul, Rujimanto, mengakui hasil panen laut seringkali tak sesuai prediksi sehingga harganyaikan tak pernah seragam. "Khusus lobster, permintaan pasar selalu tinggi, jadi nelayan tak pernah khawatir tak laku seperti jenis ikan lain jika harga dinaikkan," katanya.


PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

7 jam lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

8 jam lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

10 jam lalu

Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.

Baca Selengkapnya

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 hari lalu

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

2 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

2 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

2 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

3 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.

Baca Selengkapnya

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

3 hari lalu

Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.

Baca Selengkapnya