TEMPO.CO, Lhokseumawe - Dua anggota intelijen Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara yang dibunuh setelah diculik belasan kelompok sipil bersenjata di Dusun Alue Mbang Desa Alue Papeun Kecamatan Nisam Antara Aceh Utara, dimakamkan, Selasa, 24 Maret 2015.
"Pemakaman dilakukan di dua lokasi terpisah," kata Kepala Penerangan Korem 011 Lilawangsa Lhokseumawe, Mayor Nasrun Nasution kepada TEMPO.
Sersan Dua Hendrianto, 36 tahun, yang berasal dari Kerinci Jambi, dimakamkan di kediaman istrinya di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Aceh Utara. Sementara Sersan Satu Indra Irawan yang berasal dari Palembang telah dimakamkan di pemakaman desa Kuta Blang Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
Nasrun menambahkan, pemakaman telah dilakukan pukul 17.00 WIB. Pada pemakaman Sertu Indra bertindak sebagai pimimpin Upacara adalah Danrem 011 Lilawangsa Kolonel Infanteri Ahmad Daniel Chardien. Sementara pemakaman di Desa Paloh Gadeng di Pimpin oleh Dandim 0103 Aceh Utara Letkol Inf Iwan Rusandyanto.
Serda Hendrianto dan Sertu Indra diculik pada Senin sore tak jauh dari rumah Kepala Mukim di Desa Alue Mbang. Menurut Kepala Pemukiman Bate Pila, Muhammad Daud, dua anggota intelijen itu baru saja bersilaturahmi ke rumahnya. Daud mengatakan kedua intel itu sedang mengumpulkan informasi adanya kelompok sipil bersenjata yang diduga terlibat serangkaian penculikan di Aceh Utara.
Setelah satu jam di rumah, kata Daud, mereka menerima telepon dan bergegas pulang mengendarai mobil Kijang bernomor polisi BL-7270-GAR. Tapi, baru 400 meter, mobil mereka dicegat belasan pria bersenjata.
Daud tidak melihat kejadian itu. Tapi, kata dia, “Masyarakat sekitar melihat mereka dicegat.” Keesokan harinya, keduanya ditemukan tewas di Desa Batee Pila, Nisam Antara, sekitar 5 kilometer dari lokasi penculikan.