Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Mutamar Jakarta, Djan Faridz (tengah) didampingi pengurus dalam acara Puncak Hari Lahir (Harlah) PPP ke-42 di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, 5 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Bengkulu - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rommahurmuziy, menyambut baik keputusan Partai Golkar bergabung dalam koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Menurut dia, bertambahnya muatan gerbong pada koalisi ini tentunya akan menambah kekuatan partai politik pendukung pemerintah dalam parlemen. Dengan demikian, akan tercipta stabilitas politik di kemudian hari.
"Partai koalisi tentu saja menyambut baik hal ini, sebagai upaya menciptakan stabilitas politik karena selama ini pemerintah belum mendapatkan dukungan mayoritas terutama di parlemen," kata Rommahurmuziy saat ditemui usai membuka Musyawarah Wilayah ke VIII PPP di Bengkulu, Selasa, 24 Maret 2015.
Belum adanya dukungan mayoritas inilah, menurut Rommahurmuziy, roda pemerintahan belum dapat berjalan secara maksimal, karena tidak stabilnya kondisi politik.
Sementara itu mengenai kemungkinan adanya perombakan kabinet, dengan adanya tambahan kekuatan koalisi sepenuhnya menurut Rommahurmuziy itu wilayah presiden.
"Menjaga stabilitas politik adalah kewajiban kita, sedangkan kabinet itu sepenuhnya kewenangan presiden," lanjutnya.
Seperti diketahui pasca disahkannya oleh Menteri Hukum Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, tegas mengatakan akan bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Agung membawa Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih. Ia langsung bermanuver dengan menemui para petinggi partai koalisi KIH, seperti Ketua Umum NasDem Surya Paloh.