TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sementara, Taufiequrrachman Ruki, menceritakan kisah ketika dia masuk ke lembaga antirasuah pada 21 Februari 2015. Dia merasa ditembak dari sana-sini karena dianggap membawa misi titipan dari pihak-pihak tertentu, sehingga dijadikan pelaksana tugas pemimpin KPK.
Apalagi saat itu KPK hampir karam karena dua pemimpinnya, yakni Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, dijadikan tersangka oleh kepolisian. Penyidik lembaga antirasuah juga diperkarakan.
Ruki mengatakan sengaja tak menanggapi berbagai omongan sumbang saat itu. "Maaf, saya freezed, membeku, sambil melihat dari mana arah tembakan," ujarnya di auditorium KPK, Rabu, 18 Maret 2015. Pada awal Maret ini, dia memutuskan mulai menampakkan diri ke media.
Saat masuk ke KPK, Ruki mengatakan, dia lewat pintu belakang. Tapi kini Ruki berani tampil di depan. Dia berjanji mulai bulan ini akan terbuka. Begitu juga anggota pimpinan KPK yang lain.
"Saya sudah membaca petanya apa dan bagaimana," ujar Ketua KPK jilid pertama itu. Dia mengatakan selama sebulan terakhir ini terjebak dalam situasi yang cukup membingungkan.
Karena itu, Ruki membuat kebijakan yang menginstruksikan lima anggota pimpinan KPK menangani semua bidang. Bila ada laporan dari bidang penindakan maupun pencegahan, seluruh pimpinan akan mendapatkannya.
"Itu langkah kecil yang strategis," ujarnya. Kalau ada yang tidak sependapat dalam diskusi, dia memutuskan menunda dulu diskusi tersebut.
LINDA TRIANITA
Berita terkait
KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma
37 menit lalu
KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.
Baca SelengkapnyaSurati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons
1 jam lalu
PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?
5 jam lalu
KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL
7 jam lalu
Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta
8 jam lalu
Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya
13 jam lalu
Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan
14 jam lalu
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.
Baca SelengkapnyaKorupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum
15 jam lalu
KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.
Baca SelengkapnyaJaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo
18 jam lalu
Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.
Baca SelengkapnyaSetelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar
20 jam lalu
KPK kembali menyita sejumlah aset milik eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, kali ini sebuah rumah di Makassar senilai Rp 4,5 miliar.
Baca Selengkapnya