TEMPO.CO, Jakarta -- Puluhan mahasiswa di Malang melakukan push up bersama di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang, Senin, 16 Maret 2015.
Aksi mereka sebagai kritik atas kebijakan Presiden Joko Widodo yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat miskin.
"Kami ikut merasakan beban berat rakyat dengan push up," kata koordinator aksi, Bayu Satria Sutama.
Mereka memberi nilai merah untuk Jokowi selama lima bulan menjadi presiden. Jokowi mereka anggap tidak berpihak kepada rakyat. Perekonomian semakin terpuruk, contohnya nilai tukar rupiah merosot. Harga bahan bakar minyak naik. Harga beras mahal, tapi tidak menguntungkan petani.
Berbagai kebutuhan rakyat sulit terjangkau, seperti harga kebutuhan pokok melambung, tarif dasar listrik naik, dan harga tiket kereta api semakin mahal.
Nilai merah lainnya untuk Jokowi, kata Bayu, adalah selama pemerintahan Jokowi-JK terjadi pelemahan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi dan rencana pemberian remisi bagi para koruptor. Bahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Jaksa Agung berasal dari politikus, sehingga dianggap tidak independen.
"Bagaimana dengan Nawacita Jokowi untuk mereformasi sistem dan menegakkan hukum yang bebas korupsi? Omong kosong!" kata Bayu dengan berteriak.
Ia menyebutkan, di bidang penanganan hukum, Jokowi mendapat nilai C, sedangkan ekonomi D, urusan pangan E, energi C, dan hanya sektor ketahanan dan keamanan yang mendapatkan B.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa ditemui anggota DPRD Kota Malang, Yaqud Ananda Gudban. Saat menemui mahasiswa, Gudban menyatakan akan mengirim pernyataan sikap tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat. "Aspirasi mahasiswa akan diteruskan ke DPR," ujarnya.
EKO WIDIANTO
Berita terkait
Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?
52 menit lalu
Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?
Baca SelengkapnyaPasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan
15 jam lalu
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaApa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?
19 jam lalu
Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?
22 jam lalu
Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea
1 hari lalu
Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati
1 hari lalu
Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem
1 hari lalu
Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.
Baca SelengkapnyaJokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti
1 hari lalu
Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,
Baca SelengkapnyaMembedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru
1 hari lalu
Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.
Baca SelengkapnyaRelawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres
1 hari lalu
Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.
Baca Selengkapnya