Politikus PKS Abubakar: Jokowi Belum Kelasnya Jadi Presiden

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Sabtu, 14 Maret 2015 16:06 WIB

Presiden Jokowi saat melantik Ardan Adiperdana menjadi Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Istana Negara, Jakarta, 13 Maret 2015. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Abubakar Al-Habsyi menilai Presiden Joko Widodo belum layak menjadi orang nomor satu di Indonesia. Musababnya, kata dia, Jokowi tak memiliki keterampilan menyelesaikan masalah. Abubakar mencontohkan sikap Jokowi terhadap pembatalan pelantikan calon Kepala Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Menurut dia, semua prosedur telah dilalui Budi.

Harusnya, kata dia, setelah hasil praperadilan keluar, Jokowi bisa langsung melantik Budi Gunawan. "Ini menunjukkan Jokowi memang belum kelasnya menjadi presiden," kata Abubakar saat diskusi di Warung Daun, Cikini, Sabtu, 14 Maret 2015.

Ia juga membandingkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menentukan hingga akhirnya Budi Gunawan tak jadi dilantik dengan penetapan keabsahan dualisme kepemimpinan partai. "Ini karena ada kepentingan," ujarnya.

Abubakar menilai pemerintah, yakni Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, terlalu proaktif. Yasonna, kata dia, langsung mengesahkan kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan versi Romahurmuziy beberapa jam setelah bekas sekretaris jenderal itu dilantik dalam Munas Surabaya. Selain itu, menurut dia, Yasonna juga yang menyuruh kubu Agung untuk segera mengirimkan nama pengurusnya.

Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menyebut pemerintah sebagai pemberi harapan palsu atau yang biasa disebut PHP. Contohnya, kata dia, pemerintah memberikan keabsahan kepada PPP kubu Romahurmuziy.

Namun, saat disidangkan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, keputusan itu dianulir. "Yasonna ini hobi PHP. Romi dikasih (keputusan pengesahan), tapi saat di PTUN kalah," ujarnya.

Hendri mewanti-wanti kepada Wakil Ketua Umum Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai, andai keputusan Yasonna juga kalah di PTUN. "Yorrys hati-hati saja. Pemerintah sekarang suka ingkar janji," katanya.

Yorrys optimistis aduan kubu Aburizal ke PTUN akan ditolak. Musababnya, pengesahan itu telah melalui mekanisme internal partai, yakni sidang Mahkamah Partai Golkar. "Prosedurnya sudah sesuai dengan Undang-Undang Partai Politik," ucapnya.

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

1 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

2 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

3 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

4 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

5 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

6 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

10 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

11 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

12 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

12 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya