Opini: Jokowi pun Sembrono di Hitungan Ini

Reporter

Senin, 2 Maret 2015 03:28 WIB

Ilustrasi hukuman mati.huffingtonpost.com

SEBELUMNYA: Dua ‘Kesembronoan’ Jokowi

HAL LAIN yang lebih problematis adalah pernyataan mengenai 40 sampai 50 anak bangsa yang dikatakan meninggal setiap harinya karena narkotika. Angka didapat dari survey pada 2,143 orang dari kelompok populasi siswa/mahasiswa, pekerja dan rumah tangga. Mereka menanyakan kepada kelompok ini, berapa orang kenalan mereka yang menggunakan narkotika; dan dari jumlah tersebut, berapa banyak teman mereka yang meninggal pada tahun sebelum survey ini dilaksanakan.

Para peneliti ini kemudian mengalikan median jumlah teman yang meninggal (tiga) dengan estimasi mereka tahun 2008 mengenai jumlah “pecandu”, dan mencapai angka 14.894 orang. Angka tersebut kemudian dibagi 365, sesuai jumlah hari dalam satu tahun, dan sampailah pada jumlah 41 orang “meninggal dunia karena narkotika setiap hari.”

Dari sudut pandang metodologis, ini adalah cara yang ambigu dan tidak akurat untuk mengukur tingkat kematian pada populasi manapun, apalagi kematian akibat overdosis – dengan asumsi kematian seperti ini yang dimaksud oleh survey tersebut di atas. Mengingat bahwa Indonesia tidak pernah mengumpulkan data statistik yang dapat diandalkan mengenai overdosis napza, istilah “meninggal karena napza” menjadi tidak jelas dalam konteks survey ini.

Apakah yang dimaksud adalah kematian karena gagal napas akibat dari overdosis? Apakah kematian karena terluka akibat dari kekerasan polisi setelah penangkapan terkait napza? Apakah kematian terkait AIDS atau hepatitis C pada mereka yang menyuntik napza? Metodologi penelitian yang hasilnya dipakai Jokowi tidak memberikan definisi operasional apapun mengenai hal ini.

Para peneliti pada umumnya sepakat bahwa metode paling baik untuk mengukur tingkat mortalitas terkait narkotika adalah dengan cara mengikuti satu kelompok/cohort pengguna narkotika yang mewakili populasi tertentu selama beberapa waktu. Peneliti harus mengukur berbagai faktor perilaku, fisiologis dan struktural yang dapat memengaruhi mortalitas; seperti penyakit atau akses pada layanan kesehatan. Analisis dan perhitungan atas jumlah kematian dalam kelompok tersebut beserta faktor-faktor yang memengaruhi kematian dapat menghasilkan angka tingkat kematian yang relatif lebih dapat diandalkan.

BERIKUTNYA: Bapak Jokowi, Data Anda Untuk Soal Hidup-Mati

Berita terkait

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

3 menit lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

13 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

17 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

19 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya