Lika-liku Menelusuri KTP Ganda Budi Gunawan

Reporter

Jumat, 27 Februari 2015 18:29 WIB

Massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi melakukan aksi unjuk rasa di depan stasiun Kota Malang, Jawa Timur, 16 Februari 2015. Mereka menuntut pesiden Joko Widodo untuk mencabut pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rumah kontrakan berdinding abu-abu di Jalan Duren Tiga Selatan VII Nomor 17 A, Pancoran, Jakarta Selatan, itu tampak sepi. Tiga sepeda motor terparkir di garasi rumah berlantai dua itu. Alamat rumah kontrakan yang berada di RT 08 RW 02, ini sama dengan alamat yang dipakai oleh "Gunawan" pada kartu tanda penduduknya.

Tak ada plang nama kontrakan di depan rumah. Tapi warga kerap menyebutnya Wisma Lestari. "Gunawan" tercatat memiliki nomor induk kependudukan 0953081512600979. Di tak mencantumkan pekerjaan yang jelas dalam KTP itu. Namun, berdasarkan penelusuran majalah Tempo edisi 25 Januari 2015, foto "Gunawan" di KTP itu menunjukkan foto Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

Budi Gunawan adalah calon kepala Polri yang batal dilantik. Dan "Gunawan" ini ditengarai pemilik kontrakan itu. Dengan KTP beridentitas "Gunawan" itu pula, Jenderal Budi Gunawan membuka rekening. Rekening tersebut diduga dipakai untuk menyembunyikan aliran dana suap mutasi jabatan dan perlindungan pelaku kriminal. KPK mencatat Gunawan membuka rekening di BCA dan BNI Warung Buncit pada 5 September 2008.

Kemudian, ia menyetor masing-masing Rp 5 miliar ke dua rekening baru itu. Penyelidik KPK curiga pembukaan rekening atas nama Gunawan dipakai untuk menyembunyikan transaksi keuangan Budi Gunawan. Transfer dana dilakukan tak lama setelah munculnya kecurigaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atas empat rekening Budi di BCA. Budi Gunawan dan pengacaranya belum dapat dimintai tanggapan.

Istri Ketua RT 08, Ida, mengaku tak pernah mengenal "Gunawan". Padahal, suaminya, Mahfud, telah menjabat ketua RT selama 28 tahun. "Saya ingat betul tak ada yang mendaftar atau datang untuk melaporkan izin tanggal atas nama Gunawan," kata perempuan berusia 58 tahun itu saat ditemui Tempo pada Rabu, 25 Februari 2015. Rumah Ida sekitar 150 meter dari Wisma Lestari.

Ida mengenal setiap warga asli yang tinggal di lingkungan rumahnya, tapi ia tak pernah mengenal Gunawan. Ia juga tak tahu siapa pemilik pasti Wisma Lestari. Menurut dia, Wisma Lestari dulu berupa rumah pribadi milik El Hakim, yang berasal dari Medan. Namun, rumah tersebut dijual dan dibeli oleh seseorang yang lantas dibangun menjadi rumah kontrakan berisi 20 kamar.

"Pemilik barunya tak pernah melapor. Mungkin jual-beli langsung lewat notaris," kata Ida. Ia menduga KTP Gunawan merupakan KTP palsu karena tak pernah mendapat rekomendasi dari ketua RT. "Mungkin dia cuma pinjam tempat, pakai foto atau nama tempel. Banyak orang pakai cara itu selama belum ada e-KTP," kata Ida. Sayangnya, Ida enggan menunjukkan catatan warga yang terdaftar secara resmi di wilayahnya.

Ketua RT 09, Hadi, mengatakan hal serupa. Ia tak pernah tahu dan bertemu dengan pemilik Wisma Lestari atau warga bernama Gunawan. Saat pemungutan suara pemilihan presiden tahun lalu, Gunawan tak terdaftar sebagai pemilih di lingkungannya. "Padahal seharusnya kalau dia melapor dan tercatat resmi pasti terdaftar jadi pemilih," kata Hadi.

Penjaga Wisma Lestari, Rizal Pahlevi, enggan berkomentar soal status kepemilikan kontrakan elite tersebut. "Saya tak tahu siapa Gunawan," kata dia. Namun, pada Januari lalu, Tempo mengungkap bahwa polisi anggota staf pribadi Budi Gunawan, Iie Tiara, sempat tinggal di bangunan kontrakan itu pada 2008 dan kemudian pindah pada 2012.

Operator Kependudukan dan Catatan Cipil Kelurahan Duren Tiga dan Kecamatan Pancoran tak bisa membuka keaslian data Gunawan. Petugas itu mengatakan pengecekan keaslian NIK bersifat rahasia. Fandi, sang operator, mengungkapkan penyidik KPK pernah mendatangi kantor kecamatan untuk meminta pembuktian keaslian KTP milik Gunawan.

Namun, pihak kecamatan menolak sehingga KPK langsung mendatangi kantor Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Selatan. "Hanya tim Suku Dinas Kependudukan yang bisa membuka database kependudukan," kata Fandi. Dengan sistem elektronik, pemerintah bisa mengecek legalitas KTP yang dipakai Gunawan.

Jika NIK tak terlacak atau tak sama dengan nama dan alamat, bisa dipastikan KTP itu palsu. Nomor KTP Gunawan, kata Fandi, seharusnya sudah kedaluwarsa. Nomor tersebut dikeluarkan sebelum terbitnya sistem KTP elektronik pada 2009.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Jadi Kader Partai Aceh, Niat Maju Pilkada 2024 untuk Calon Bupati Aceh Tamiang

1 jam lalu

Wakapolda Aceh Armia Fahmi Daftar Jadi Kader Partai Aceh, Niat Maju Pilkada 2024 untuk Calon Bupati Aceh Tamiang

Usai pensiun sebagai Wakapolda Aceh, Armia Fahmi akan aktif sebagai kader Partai Aceh. Bahkan, ia akan maju sebagai calon Bupati Aceh Tamiang.

Baca Selengkapnya

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

1 jam lalu

DPR Bahas Perpanjangan Batas Usia Pensiun Anggota Polri, Berikut Kajiannya

Naskah akademik itu menilai batas usia pensiun 58 tahun berbanding terbalik dengan meningkatnya keahlian anggota Polri seiring penambahan usia.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Penyelundupan Benih Lobster dari Pengemasan hingga Pengiriman

2 jam lalu

Begini Modus Penyelundupan Benih Lobster dari Pengemasan hingga Pengiriman

Sindikat penjual benur atau benih lobster ilegal memiliki cara khusus dalam penyelundupan benur ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Jadi Korban Begal Hingga Jari Nyaris Putus, Satrio Mukhti Calon Siswa Bintara Diangkat Jadi Anggota Polri

5 jam lalu

Jadi Korban Begal Hingga Jari Nyaris Putus, Satrio Mukhti Calon Siswa Bintara Diangkat Jadi Anggota Polri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Satrio Mukhti, 18 tahun calon siswa Bintara korban begal menjadi anggota Polri.

Baca Selengkapnya

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

5 jam lalu

Jelang KTT World Water Forum ke-10 di Bali, Garuda Wisnu Kencana Tutup hingga Polri Lakukan Ini

KTT World Water Forum di Bali digelar mulai Sabtu besok. Sebanyak 8 kepala negara dan 105 menteri dijadwalkan hadir.

Baca Selengkapnya

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

16 jam lalu

BNN-Polri Bekuk Buron Kartel Narkoba Meksiko di Filipina, Segera Dibawa ke Indonesia

Buron kartel narkoba Meksiko itu akan dibawa untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan mengungkap jaringannya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

18 jam lalu

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

Ada lima klaster yang menjadi objek pengamanan selama KTT World Water Forum, yaitu Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, Jimbaran, Kuta, dan Sanur.

Baca Selengkapnya

Sentra Gakkumdu untuk Pilkada 2024 Segera Dibentuk, Ini yang Dilakukan Bawaslu

1 hari lalu

Sentra Gakkumdu untuk Pilkada 2024 Segera Dibentuk, Ini yang Dilakukan Bawaslu

Sentra Gakkumdu akan mempermudah masyarakat yang ingin melaporkan pelanggaran dalam tahapan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Polri Turunkan Pasukan Berkuda Amankan World Water Forum ke-10 di Bali

1 hari lalu

Polri Turunkan Pasukan Berkuda Amankan World Water Forum ke-10 di Bali

Polri menurunkan Detasemen Turangga atau kavaleri berkuda untuk mengamankan KTT World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya