KPK Dikriminalkan, Popularitas Jokowi Tetap Aman, Kenapa?

Reporter

Selasa, 24 Februari 2015 16:25 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat akan konperensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Februari 2015. Presiden Jokowi mengeluarkan Kepres pemberhentian dua pimpinan KPK Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Presiden Joko Widodo yang membatalkan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan mendapat dukungan publik. Padahal, saat yang sama, menurut peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia, Rully Akbar, Jokowi terlalu lama dalam mengambil keputusan.

Karena lambat dalam mengambil keputusan, Jokowi dianggap telah membiarkan kriminalisasi terhadap pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun nyatanya, berdasarkan survei LSI, publik tidak terlalu menyoroti isu pembiaran kriminalisasi tersebut.

"Publik lebih fokus pada pencalonan Budi Gunawan. Bila Budi dibiarkan menjadi Kapolri, publik menilai institusi kepolisian akan makin terpuruk," kata Rully, Selasa, 24 Februari 2015.

Karena itu, menurut Rully, popularitas Jokowi tidak tercoreng meski terkesan membiarkan kriminalisasi terhadap pemimpin KPK terus berjalan. "Keputusan Jokowi ini mendapat angin segar dari publik karena diambil secara individu, walau tidak didukung koalisinya," ujarnya.

Selain itu, Rully menilai Jokowi cerdik dalam memainkan kartu terkait dengan isu KPK. "Jokowi main aman dengan membentuk Tim 9," kata Rully. Dengan membentuk Tim 9, tutur Rully, Jokowi berhasil memecah konsentrasi publik untuk tidak menjustifikasi dirinya.

Hasil survei LSI menunjukkan publik mampu membedakan antara Jokowi sebagai presiden dan Jokowi sebagai bagian dari Koalisi Indonesia Hebat, yang merupakan kumpulan partai penyokong pemerintahan. Kekecewaan publik pada koalisi pendukung tidak berpengaruh pada citra Jokowi. "Personal image Jokowi lebih kuat dibanding image dia sebagai kader partai," katanya.

Dalam survei itu, LSI melibatkan 1.200 responden dari 33 provinsi terkait dengan kondisi hukum setelah Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Sebanyak 70,29 persen responden menilai keputusan Jokowi itu tepat.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

5 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

13 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

14 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

14 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya