TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Herman Dasilva mengatakan pihaknya telah menangkap Labora Sitorus meski ada perlawanan dari massa yang menghalang-halangi proses eksekusi di Sorong, Papua Barat, Jumat, 20 Februari 2015.
Labora ditetapkan masuk dalam daftar pencarian orang oleh Kejaksaan Negeri Sorong setelah kabur dari tahanan pada Maret 2014. Dia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar setelah jaksa melakukan banding ke Mahkamah Agung dalam kasus pencucian uang dan penyelundupan bahan bakar minyak.
"Eksekusi ini berjalan lancar berkat kerja sama semua pihak. Saat ini Labora sudah berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sorong, Papua Barat. Saya bersama Kapolda Papua Barat yang membawa langsung Labora ke dalam LP. Jadi, kini Labora berada dalam kekuasaan pihak LP," kata Herman, Jumat, 20 Februari 2015.
Sedangkan eksekusi aset Labora rencananya akan dilakukan pada hari berikutnya. "Kami akan mengeksekusi aset Labora Sitorus dalam waktu dekat. Yang pasti, semua terus berjalan. Hari ini, kami fokus eksekusi Labora. Sejumlah aset yang akan disita tetap mengacu pada putusan Mahkamah Agung," ujarnya.
Kapolda Papua Barat Brigjen Polisi Paulus Waterpauw menuturkan situasi daerah penangkapan Labora di Tampa Garam, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat, Sorong, Papua Barat, terlihat kondusif dan normal seperti sebelumnya.
"Kami telah melakukan eksekusi damai, dan semuanya bisa terlaksana karena perpaduan yang sinergi antara semua pihak, dibantu dengan kehadiran Komnas HAM, tokoh adat, dan masyarakat setempat," kata Paulus setelah membawa Labora ke LP, Jumat, 20 Februari 2015.
Menurut Paulus, sebelum eksekusi ini, tak ada kesepakatan antara Labora dan pihak eksekutor. Namun sebelumnya memang sudah ada komunikasi dengan pihak Labora melalui orang kepercayaannya, yang telah dilakukan dua hari sebelum eksekusi.
Menurut Paulus, dalam komunikasi itu, pihaknya menyamakan persepsi. "Kami sangat menghargai pihak Labora yang mau membuka komunikasi dengan kami dan instansi terkait, termasuk Komnas HAM yang melakukan pendampingan hingga eksekusi berjalan normal. Media massa dalam hal ini juga telah membantu proses eksekusi berjalan normal, sebab media juga memberitakan hal-hal positif dalam proses eksekusi, hingga akhirnya Labora dapat menyerah," ucapnya.
Dalam eksekusi ini, tutur Paulus, pihaknya mengerahkan sekitar 720 polisi dan TNI dengan dibuat pola bertindak yang tepat dalam sebuah eksekusi damai. "Sebelumnya, kami juga telah melakukan simulasi eksekusi. Dan, jika hari ini berjalan lancar dan aman, semua atas kerja sama yang baik antarinstansi terkait," katanya.
CUNDING LEVI
Berita terkait
Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan
22 September 2022
Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas
Baca Selengkapnya11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut
6 Juli 2021
Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.
Baca Selengkapnya2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua
4 Desember 2018
Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.
Baca SelengkapnyaTNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua
4 Desember 2018
Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.
Baca SelengkapnyaPolisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua
4 Desember 2018
Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.
Baca SelengkapnyaPolisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua
13 Juli 2018
Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.
Baca Selengkapnya10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata
4 Juli 2018
Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.
Baca SelengkapnyaDi Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus
30 Juni 2018
Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.
Baca SelengkapnyaPolisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua
26 Juni 2018
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.
Baca SelengkapnyaKapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua
26 Mei 2018
Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.
Baca Selengkapnya