Labora Ditangkap, Asetnya Segera Disita

Reporter

Jumat, 20 Februari 2015 15:52 WIB

Labora Sitorus. (ilustrasi: Rizal Zulfadli/TEMPO)

TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Herman Dasilva mengatakan pihaknya telah menangkap Labora Sitorus meski ada perlawanan dari massa yang menghalang-halangi proses eksekusi di Sorong, Papua Barat, Jumat, 20 Februari 2015.

Labora ditetapkan masuk dalam daftar pencarian orang oleh Kejaksaan Negeri Sorong setelah kabur dari tahanan pada Maret 2014. Dia dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar setelah jaksa melakukan banding ke Mahkamah Agung dalam kasus pencucian uang dan penyelundupan bahan bakar minyak.

"Eksekusi ini berjalan lancar berkat kerja sama semua pihak. Saat ini Labora sudah berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sorong, Papua Barat. Saya bersama Kapolda Papua Barat yang membawa langsung Labora ke dalam LP. Jadi, kini Labora berada dalam kekuasaan pihak LP," kata Herman, Jumat, 20 Februari 2015.

Sedangkan eksekusi aset Labora rencananya akan dilakukan pada hari berikutnya. "Kami akan mengeksekusi aset Labora Sitorus dalam waktu dekat. Yang pasti, semua terus berjalan. Hari ini, kami fokus eksekusi Labora. Sejumlah aset yang akan disita tetap mengacu pada putusan Mahkamah Agung," ujarnya.

Kapolda Papua Barat Brigjen Polisi Paulus Waterpauw menuturkan situasi daerah penangkapan Labora di Tampa Garam, Kelurahan Klawasi, Distrik Sorong Barat, Sorong, Papua Barat, terlihat kondusif dan normal seperti sebelumnya.

"Kami telah melakukan eksekusi damai, dan semuanya bisa terlaksana karena perpaduan yang sinergi antara semua pihak, dibantu dengan kehadiran Komnas HAM, tokoh adat, dan masyarakat setempat," kata Paulus setelah membawa Labora ke LP, Jumat, 20 Februari 2015.

Menurut Paulus, sebelum eksekusi ini, tak ada kesepakatan antara Labora dan pihak eksekutor. Namun sebelumnya memang sudah ada komunikasi dengan pihak Labora melalui orang kepercayaannya, yang telah dilakukan dua hari sebelum eksekusi.

Menurut Paulus, dalam komunikasi itu, pihaknya menyamakan persepsi. "Kami sangat menghargai pihak Labora yang mau membuka komunikasi dengan kami dan instansi terkait, termasuk Komnas HAM yang melakukan pendampingan hingga eksekusi berjalan normal. Media massa dalam hal ini juga telah membantu proses eksekusi berjalan normal, sebab media juga memberitakan hal-hal positif dalam proses eksekusi, hingga akhirnya Labora dapat menyerah," ucapnya.

Dalam eksekusi ini, tutur Paulus, pihaknya mengerahkan sekitar 720 polisi dan TNI dengan dibuat pola bertindak yang tepat dalam sebuah eksekusi damai. "Sebelumnya, kami juga telah melakukan simulasi eksekusi. Dan, jika hari ini berjalan lancar dan aman, semua atas kerja sama yang baik antarinstansi terkait," katanya.

CUNDING LEVI

Berita terkait

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

22 September 2022

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas

Baca Selengkapnya

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

6 Juli 2021

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya