Jokowi Soal BG: Saya Tak Tersandera Masa Lalu

Reporter

Editor

Elik Susanto

Senin, 9 Februari 2015 12:44 WIB

Presiden Joko Widodo, disambut oleh Wakil Presiden Filipina, Jejomar Binay, saat tiba di Pangkalan Udara Villamor di Pasay, Manila, Filipina, 8 Februari 2015. Kunjungan Jokowi ke Filipina untuk menemui Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pejabat tinggi lainnya. (AP Photo)

TEMPO.CO, Manila - Presiden Joko Widodo menyatakan keyakinannya untuk segera menyelesaikan konflik antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri dalam waktu dekat. Konflik ini dipicu oleh pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri menggantikan Jenderal Sutarman.

Namun, pencalonan Budi Gunawan yang sudah disetujui DPR pada Januari lalu belum dilantik oleh Presiden Jokowi karena yang bersangkutan terjerat kasus suap dan gratifikasi. Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Hubungan antara KPK dan Polri pun menjadi tak harmonis.

Apalagi Badan Reserse Kriminal Polri "membalas KPK" dengan menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Penangkapan ini terkait dengan kasus keterangan palsu Bambang Widjojanto dalam sengketa pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, di Mahkamah Konstitusi. Pekan lalu, Bareskrim memeriksa Bambang Widjojanto.

Budi Gunawan dikenal sebagai mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri periode 2001-2004. Dia menjadi calon kepala Polri satu-satunya yang diajukan Jokowi ke DPR. "Saya tidak tersandera masa lalu, sehingga bisa memutuskannya," kata Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan masyarakat Indonesia di gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila, Filipina, seperti dikutip dari Antara, Senin, 9 Februari 2015

Jokowi mengakui penyelesaian masalah KPK-Polri memerlukan waktu lama karena berada di area politik dan hukum, sehingga kalau langsung diputuskan risikonya akan terlalu besar. "RAPBNP 2015 juga baru masuk dalam pembahasan di DPR sehingga banyak yang harus ditangani, namun insya Allah masalah KPK-Polri minggu ini selesai, hitung-hitungan saya minggu ini," ujarnya.

Hari ini, sidang praperadilan Budi Gunawan disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Budi mengajukan praperadilan atas statusnya sebagai tersangka oleh KPK. Sidang dipimpin hakim tunggal Sarpin Rizaldi, yang dihadiri sejumlah sekelompok orang yang mengaku pendukung Budi Gunawan.

Dari Manila, Duta Besar RI untuk Filipina Johny Lumintang mengatakan sebagian WNI yang berada di negara itu adalah pelajar dan mahasiswa, tenaga perawat, dan rohaniwan.

Selain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, tampak hadir dalam kegiatan itu antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Jalil, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji, Kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar, dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.

ELIK S.

Berita terkait

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

1 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

2 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

3 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

7 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

15 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

16 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

17 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

18 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

19 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

20 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya