Kepolisian Dituding Hambat Eksekusi Labora Sitorus

Reporter

Minggu, 8 Februari 2015 05:41 WIB

Labora Sitorus. (eia-international.org)

TEMPO.CO , Sorong - Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksanaan Negeri Sorong Danang Prasetyo Dwiharjo mengatakan eksekusi polisi pemilik rekening gendut Rp 1,5 triliun, Labora Sitorus, masih menunggu langkah kepolisian.

"Kami maunya represif, tapi polisi punya pertimbangan lain. Sehingga proses persuasif masih dilakukan," ujar Danang Sabtu 7 Februari 2015.



Namun, Danang menyesalkan kepolisian hingga saat ini belum bisa memastikan eksekusi. Menurut dia, polisi beralasan upaya eksekusi harus dilakukan persuasif untuk menghindari bentrokan yang bisa meluas di Papua Barat. Saat ini, terpidana kasus penimbunan minyak dan pencurian kayu ini dilindungi pekerja dan warga di Tempat Garam, Rufei, Sorong Barat. "Saat ini negosiasi dilakukan polisi, kami sudah menarik tim kami," ujar Danang.



Kepala Kepolisian Papua Barat Brigadir Jenderal Paulus Waterpauw membantah pihaknya menghambat ekskusi. Paulus menuturkan polisi tak mau gegabah dengan cepat mengeksekusi paksa karena khawatir ada korban.

"Kami juga maunya cepat, tapi kondisi obyek tidak mudah. Lihat saja pernyataan yang bersangkutan di media, atau Anda mau ada korban dari warga?" kata Paulus.



Selain itu, kata Paulus, kepolisian juga masih menunggu surat keterangan dari Lembaga Pemasyarakatan Sorong bahwa surat bebas yang dipegang Labora tak sah. Ketika ditanya apa hasil pendekatan yang dilakukan, dia mengatakan masih tahap koordinasi. "Koordinasi masih dilakukan."



Freddy Fakdawer, adik angkat Labora, mengatakan siap melawan jika eksekusi dilakukan. Dia menyebutkan ada sekitar 500 pekerja dan ratusan warga yang akan melindungi Labora. "Kami siap menghadang," kata Freddy. Namun, Freddy enggan memastikan apakah penghadangan akan menggunakan senjata.



Advertising
Advertising

Para pendukung Labora, kata Freddy, juga akan mengelar aksi unjuk rasa di Kejaksaan Negeri dan penjara Sorong. Mereka akan meminta kejaksaan membatalkan eksekusi. Alasannya, Labora belum pernah menerima putusan Mahkamah Agung yang menetapkan hukuman 15 tahun dan denda Rp 5 miliar subsider 1 tahun penjara. "Kami tak pernah terima surat itu."



JERRY OMONA

Berita terkait

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

22 September 2022

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas

Baca Selengkapnya

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

6 Juli 2021

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya