Banjir Bandang Kerap Landa Bojonegoro dan Tuban
Editor
Kodrat setiawan
Minggu, 8 Februari 2015 05:05 WIB
TEMPO.CO , Bojonegoro: Banjir bandang kini lebih sering terjadi dibanding luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Tuban dan Lamongan, Jawa Timur. Rusaknya hutan dan eksploitasi gunung kapur di perbukitan kendeng, jadi penyebab utama bencana banjir bandang.
Misalnya banjir bandang di beberapa desa di Kecamatan Rengel, Tuban, disebabkan tanah kapur di kawasan perbukitan di Grabagan rusak. Hujan lebat yang terjadi tiga hari terakhir, memunculkan banjir bandang. “Kami yang di bawah, dapat kiriman banjir,” ujar Amir, warga Desa Sawahan, Kecamatan Rengel pada Tempo, Sabtu 7 Februari 2015.
Di Kabupaten Tuban, perbukitan kapur melintas di sebagian besar 20 kecamatan. Mulai dari Kecamatan Rengel, Soko, Parengan, Singgahan, Montong, Senori, Plumpang, Semanding, Grabagan, Merakurak dan sebagian di Kecamatan Palang. Tetapi dalam 10 tahun terakhir terjadi eksploitasi besar-besar di gunung kapur, untuk tanah uruk dan bahan baku semen.
Pegunungan kapur dan hutan di perbukitan jadi rusak, sehingga berdampak pada banjir bandang Jika hujan deras datang, airnya mengalir deras di daerah di bawahnya.
Banjir bandang di Kecamatan Rengel, pada Jumat 6 Februari, membuat puluhan rumah terendam banjir, meski waktunya tidak lama. Hanya banjir dan lumpur membuat jalur provinsi penghubung Bojonegoro-Tuban, lumpuh lebih dari dua jam lamanya.
Banjir bandang juga terjadi di Kecamatan Merakurak, dimana air kiriman dari perbukitan di Kecamatan Montong. “Perbukitan di Tuban, sebagaian rawan banjir bandang,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Joko Ludiono pada Tempo, Jumat 6 Februari 2015.
Data di BPBD Tuban menyebutkan, ada 16 kecamatan dari total 20 kecamatan di Tuban, masuk zona rawan bencana alam. Daerah pegunungan kapur jadi kawasan yang paling sering terjadi bencana alam. BPBD Tuban membagi tiga jenis bencana alam yang paling sering terjadi. Yaitu, bencana tanah longsor dan banjir bandang, bencana banjir dari Sungai Bengawan Solo dan bencana ombak besar serta abrasi terutama di daerah pantai utara.
Sedangkan di Kabupaten Bojonegoro, banjir bandang kerap terjadi di beberapa kecamatan seperti di Kasiman, Malo dan Kedewan. Kawasan tersebut merupakan irisan perbatasan perbukitan Kendeng, dan berbatasan dengan Kabupaten Tuban, terutama di Kecamatan Senori. Selain itu, banjir bandang juga kerap terjadi di Kecamatan Temayang juga di Kecamatan Gondang, dan Bubulan. Hutan di perbukitan di sekitar Waduk Pacal, yang sebagian rusak, jadi pemicu terjadinya banjir bandang.
Selama Januari 2015, terjadi lima kali banjir bandang di Kecamatan Kedewan, Kasiman, Malo, Bubulan, dan Temayang. Dampaknya, banjir bandang yang melewati Sungai Pacal, menggenangi sejumlah kecamatan yang berlokasi di bawahnya. Seperti tanggul Sungai Mekuris di Kecamatan Kanor, jebol, pada awal bulan Februari ini. “Ya, kita dapat banjir kiriman,” ujar Camat Kanor, Subianto pada Tempo. Dia menyebut, potensi kiriman banjir bandang rawan terjadi saat musim hujan.
SUJATMIKO