Surabaya Termacet Keempat, Risma: Apa Ukurannya?  

Reporter

Kamis, 5 Februari 2015 14:27 WIB

Wali kota Surabaya, Tri Rismaharani saat melakukan sidak terkait kelayakan fasilitas perkantoran dan kedisiplinan kerja pegawai di lingkungan sekitar perkantoran pemerintahan Kota Surabaya, Jawa Timur (31/12). TEMPO berkesempatan mengikuti aktivitas wali kota peraih nominasi wali kota terbaik dunia dari The City Mayors Foundation di tahun 2012. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi santai hasil survei yang mencantumkan Surabaya sebagai kota dengan kemacetan terburuk keempat di dunia. Dengan rata-rata 29.880 stop-start index untuk setiap kendaraan setiap tahunnya, Surabaya berada di bawah Jakarta, Istanbul, dan Mexico City.

"Enggak apa-apa, enggak apa-apa," kata Risma sambil tersenyum ketika ditemui di kantornya, Kamis, 5 Februari 2015.

Risma tak mempermasalahkan hasil survei Castrol Magnatec itu. Ia berdalih, Surabaya selalu mendapat nomor dalam penilaian lain untuk kondisi lalu lintas, antara lain Wahana Tata Nugraha.

"Penilaian itu bergantung pada parameter yang digunakan. Jika dalam 24 jam hanya macet sekian jam, itu masih bisa ditoleransi," ujarnya. Namun, kalau setiap kendaraan harus menunggu hingga perjalanan berhenti beberapa jam, itu baru masalah. "Setiap kota besar selalu seperti itu (macet). Siapa ngomong enggak?" ujarnya.

Risma mencontohkan pengalamannya ketika berkunjung ke beberapa negara di Eropa. Di sana, kemacetan selalu terjadi setiap Senin dan Jumat sore. "Saya bahkan pernah terjebak macet saat menumpang Trans-Europa. Perjalanannya berhenti sampai beberapa jam."

Kendati begitu, bukan berarti Risma cuek dengan kemacetan yang ada di Surabaya. Lulusan arsitek Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, ini menuturkan telah menyiapkan langkah untuk mengatasinya. Di antaranya adalah membangun jalan, transportasi massal, dan pembangunan infrastruktur jalan baru untuk menghubungkan akses-akses wilayah.

Berdasarkan standard Castrol Magnatec Stop-Start Index, Surabaya ditetapkan sebagai kota dengan kemacetan terburuk keempat di dunia. Rata-rata mobil di Kota Surabaya mengalami 29.880 kali berhenti dan berjalan dalam setahun. Jakarta berada di puncak dengan nilai indeks 33.240.

Adapun kota yang lalu lintasnya paling cair adalah Tampere, Finlandia, dengan indeks 6.240. Rotterdam, Belanda, yang mayoritas penduduknya bersepeda, berada di peringkat kedua dengan mencatat 6.360 kemacetan per tahun.

Indeks ini mengacu pada data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan yang dibuat setiap kilometer. Jumlah tersebut dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahunnya di 78 negara.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita terkait

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

2 hari lalu

Pemkot Surabaya Raih Nilai 97 Persen Percepatan Pencegahan Korupsi

Nilai capaian MCP Pemkot Surabaya di atas nilai rata-rata Provinsi Jatim maupun nasional.

Baca Selengkapnya

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

5 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

6 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

12 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

12 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

13 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

16 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

16 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

18 hari lalu

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

18 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya