Tri Rismasharini, Walikota Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO , Surabaya:Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak setuju mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Mereka yang bekerja di luar negeri harus sudah memiliki keahlian. "Saya nggak sepakat, kecuali memang punya keahlian," kata Risma kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin 26 Januari 2015.
Pemerintah Kota Surabaya akan mengintervensi pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Salah satunya dengan mempelajari kontrak kedua pihak. Pemerintah Kota sedang memberikan bekal kepada 50 orang melalui sekolah perawat. Mereka mendapat pelatihan untuk merawat orang lanjut usia.(Baca:Masih Ada Pungli, Wali Kota Risma Semprot Bawahan)
Menurut Risma, mereka yang lulus akan diberi kesempatan untuk bekerja di panti jompo di Jepang. "Nanti kami kontrol kontraknya, jadi tahu kepastiannya," kata Risma.
Tidak hanya itu. Keahlian juga diberikan kepada 48 anak-anak Surabaya. Mereka akan dijadikan embrio ala Silicon Valley. Anak-anak lulusan SMA ataupun kuliah bisa belajar tentang industri kreatif di bidang perfilman, animasi ataupun software. Pemerintah Kota bekerjasama dengan perusahaan ternama seperti Daniswara, Google, dan Tokopedia. "Arahnya ke industri kreatif, ke depan seperti Silicon Valley." (Baca:Mobil Listrik ITS Jadi Armada Dinas Wali Kota Risma)
Melalui situs www.surabaya.go.id, Pemerintah Kota juga membuka layanan pengaduan kepada para tenaga kerja yang berada di luar negeri. Pemerintah Kota, kata Risma, akan membantu menangani jika mereka mempunyai keluhan terkait pekerjaan atau keluarga mereka yang ada di Surabaya.
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
18 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.