Ormas Larang ISI Yogya Putar Film Senyap

Reporter

Rabu, 17 Desember 2014 22:08 WIB

Pengunjung menceritakan peristiwa hilangnya empat orang anggota keluarganya di masa kecamuk 1965 pada pemutaran film "Senyap" di Warung Kelir, 10 Desember 2014. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah pemutaran film Senyap alias The Look of Silence karya sutradara Joshua Oppenheimer di kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta batal karena mendapat ancaman pada Selasa malam, 16 Desember 2014, giliran Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dipaksa untuk tidak memutar film itu. Puluhan anggota organisasi kemasyarakatan berkedok agama mendatangi kampus tersebut saat pemutaran film berlangsung pada Rabu sore, 17 Desember 2014.

"Mereka bilang kalau film ini dilarang negara karena menyebarkan paham organisasi terlarang, " kata Pembantu Dekan I FSMR ISI Yogyakarta Pamungkas Wahyu Setianto saat dihubungi melalui telepon.(Baca:Polisi Bubarkan Diskusi Film Senyap di AJI Yogya)

Pamungkas menceritakan, film tersebut diputar di dalam ruang kampus pada pukul 15.30 WIB. Dia tidak mengetahui bahwa sebelumnya ada informasi melalui broadcast yang menyebutkan ormas akan membubarkan pemutaran film Senyap di kampus itu. Namun Pamungkas sempat melihat beberapa orang laki-laki berada di halaman kampus FSMR. "Kami tanya dari mana. Mereka menjawab dari keamanan," kata Pamungkas.

Selain sejumlah intel berpakaian preman, dia juga bertemu dengan polisi yang mengenakan seragam. Hanya saja polisi berseragam itu datang setelah ormas datang untuk membubarkan. Sedangkan massa ormas yang datang ada yang mengaku dari Islam Green Zone, Forum Umat Islam (FUI), juga ada yang mengatasnamakan Front Anti Komunis Indonesia (FAKI). "Mereka tanya ada enggak yang tanggung jawab dengan pemutaran film itu," kata Pamungkas.(Baca:Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya)

Menurut sepengetahuannya, tak ada adu fisik dalam pembubaran itu. Namun dia juga mendapat informasi, ada yang kena pukul.

Pembantu Dekan 3 FSMR Tanto Hartoko mengatakan pemutaran film itu sebenarnya merupakan bagian perkuliahan Jurusan Televisi. Tujuannya untuk membahas teknis pembuatan film dokumenter. Hanya saja, tak hanya mahasiswa jurusan itu yang datang. Melainkan juga publik hingga mencapai ratusan orang. Mereka datang karena mendapat informasi pemutaran film Senyap dari media sosial.


"Pesertanya membludak. Itu yang kami sesalkan, " kata Tanto. Baik Pamungkas maupun Tanto sepakat untuk tidak memutar kembali film tersebut. "Kami enggak bahas politik," kata Tanto.



PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca juga:


Imam Prasodjo Ucapkan Innalillahi... pada KPK


RCTI Kena Semprot Tayangkan Ashanty Melahirkan


Advertising
Advertising

Gara-gara Ahok, Pengusaha Rugi Rp 190 Triliun


Properti Raffi Ahmad di Jakarta, Bali, dan Bandung







Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya