Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 17 Desember 2014 14:50 WIB

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pegiat reformasi pemerintahan, Kemitraan, menyebut masih ditemukan pelanggaran prosedur, kekerasan, dan penyalahgunaan uang dalam pemilu legislatif serta presiden dan wakil presiden 2014. "Iregularitas dan pelanggaran prosedur pemilu terjadi hampir di setiap tahapan pelaksanaan pemilu," kata Astri Suryandari, Project Officer Election Support Program Kemitraan, dalam keterangan resmi, Rabu, 17 Desember 2014.

Menurut Kemitraan, dalam tahap sebelum pemilu, muncul ketidakakuratan data pemilih. Misalnya, satu pemilih terdaftar di dua atau lebih tempat pemungutan suara, warga yang sudah meninggal atau belum berusia 17 tahun tercatat dalam daftar pemilih tetap, dan pemilih tidak menerima surat pemberitahuan tempat serta lokasi pemungutan suara.

Ketika kampanye dan pemungutan suara berlangsung, terjadi pelanggaran penyalahgunaan uang. Dari catatan Kemitraan, yang paling lazim adalah pembagian uang, barang, peralatan, dan perlengkapan kepada masyarakat di seluruh daerah.

"Ironisnya, anggaran negara yang notabene hanya boleh digunakan untuk kepentingan pemilu juga kerap digunakan oknum untuk menyuap anggota TPS, panitia pemungutan suara, dan panitia pemilihan kecamatan," kata Astri.

Menurut Astri, suap itu bertujuan mengubah hasil penghitungan suara. Kemitraan menyebut penyalahgunaan uang dan kekuasaan dalam pemilu banyak melibatkan para peserta pemilu, pemilih, pelaksana pemilu, tokoh masyarakat, dan pegawai negeri sipil.

Sejumlah kekurangan yang dicatat Kemitraan menyangkut fasilitas pemungutan suara. Dalam pelaksanaan pemilu tahun ini, alat bantu bagi penyandang disabilitas masih kurang, kondisi TPS tidak memenuhi syarat sehingga bisa menghilangkan prinsip kerahasiaan, dan prinsip pemilu langsung diabaikan dengan munculnya noken dan sistem ikat suara.

MARIA YUNIAR

Terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah

Berita terkait

Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.

Baca Selengkapnya

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut

Baca Selengkapnya

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.

Baca Selengkapnya

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.

Baca Selengkapnya

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.

Baca Selengkapnya

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.

Baca Selengkapnya

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.

Baca Selengkapnya

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.

Baca Selengkapnya

Megawati Tak Percaya Survei

4 Juli 2014

Megawati Tak Percaya Survei

"Kalau ada survei berani dengan responden 5 ribu ke atas, saya mulai berpikir," ujarnya.

Baca Selengkapnya