Tiga calon ketua Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, Agung Laksono dan Agus Gumiwang Kartasasmita menyaksikan perhitungan suara pemilihan ketua umum Partai Golkar pada Munas IX Partai Golkar di Jakarta, 7 Desember 2014. TEMPO/Eko Siswono
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Idrus Marham menuding ada elite partai tertentu yang ingin memecah Koalisi Merah Putih. Dia yakin, setelah Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan, konflik akan menimpa Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. (Baca: Menteri Laoly: Munas Golkar Bali dan Ancol Sah)
"Kami punya keyakinan, PKS dan PAN akan di-PPP-kan," kata Idrus di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa, 16 Desember 2014. Dia menegaskan bahwa KMP tak akan pecah, tapi justru akan semakin solid. Idrus pun berkukuh menuding ada elite politik tertentu yang bermain dalam kisruh internal Golkar. (Baca: Kubu Aburizal Anggap Menteri Yasonna Main Api)
Idrus menolak menyebut nama elite partai yang dimaksudkan. Menurut Idrus, nama yang membuat partainya terbelah akan ketahuan dengan sendirinya. Idrus menuturkan putusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang tak mengakui dua kepengurusan yang sedang bersengketa tidak melihat fakta hukum. (Baca: Menteri Laoly Tolak Sahkan Kepengurusan Golkar)
Menurut Idrus, Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Golkar sudah mengatur jelas pemilik suara dalam munas partai beringin. Pemilik suara yakni pimpinan di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi dan pengurus pusat. "Kalau yang hadir orang enggak jelas, ini menjadi persoalan," ujar Idrus merujuk peserta Munas Golkar versi kubu Agung Laksono di Ancol, Jakarta. (Baca: Jelang Putusan Menteri Hukum, Kantor Golkar Sepi)
Menteri Hukum Yasonna Laoly menuturkan penyelenggaraan Munas Bali dan Ancol sah. "Dua dokumen yang diberikan kepada kami lengkap dan sah, sehingga kami melihat Munas Bali dan Ancol sah," ujar Laoly dalam konferensi pers di kantor Kementerian Hukum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Desember 2014.