Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 12 Desember 2014 19:21 WIB

Todung Mulya Lubis. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Konstitusi memprotes Presiden Joko Widodo ihwal penunjukan pakar hukum tata negara dari Universitas Indonusa, yakni Esa Unggul dan Refly Harun, serta pengacara Todung Mulya Lubis sebagai anggota Tim Panitia Seleksi Hakim Mahkamah Konstitusi.

Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gaffar mengatakan alasan penolakan itu lantaran Refly dan Todung sering menjadi kuasa hukum dalam beberapa persidangan di lembaga peradilannya. "Keputusan ini diambil dalam rapat permusyawaratan hakim pada Kamis kemarin. Hasilnya, sembilan hakim mengajukan keberatan atas ditunjuknya Refly dan Todung sebagai anggota Panitia Seleksi Hakim MK," tutur Janedjri di kantornya, Jumat, 12 Desember 2014. (Baca: Hamdan Belum Putuskan Daftar Calon Hakim MK)

Janedjri berujar, jika diteruskan, nantinya akan menimbulkan konflik kepentingan dalam proses seleksi hakim konstitusi. "Keberatan ini sebagai upaya dari menjaga obyektivitas Pansel dalam melaksanakan tugasnya menyeleksi hakim konstitusi," katanya. Menurut dia, seseorang yang sering menjadi kuasa hukum pihak berperkara di Mahkamah tidak seharusnya dilibatkan sebagai anggota Pansel. (Baca: KPK Siap Telusuri Rekam Jejak Calon Hakim MK)

Presiden Jokowi sudah menandatangani keputusan presiden ihwal pembentukan Tim Panitia Seleksi Hakim Mahkamah Konstitusi. Tim ini diketuai oleh pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Saldi Isra, dengan didampingi pakar hukum tata negara Refly Harun sebagai sekretaris dan beberapa anggota, yakni mantan hakim konstitusi, Harjono; Maruarar Siahaan; pengacara senior, Todung Mulya Lubis; pengamat tata negara dari Universitas Brawijaya, Widodo Ekatjahjana; dan Satya Arinanto. (Baca: Pansel Hakim MK Gelar Seleksi Terbuka)

Jandejri menuturkan Mahkamah meminta kepada Presiden untuk mengkaji ulang penunjukan Refly dan Todung. "Kami sudah mengirimkan surat kepada Presiden kemarin, berharap mendapatkan respons yang baik dan mendengarkan masukan dari Mahkamah," ujarnya. Surat bernomor 2777/HP.00.00/12/2014 itu, kata Janedjri, sudah diterima oleh Sekretariat Negara untuk selanjutnya ditanggapi oleh Jokowi. (Baca juga: Ketua KY: Satu Calon Hakim Konstitusi Bermasalah)

REZA ADITYA

Topik terhangat:
Kapal Selam Jerman | Kasus Munir | Golkar Pecah | Banjir Jakarta

Berita terpopuler lainnya:
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama
Kubu Ical Mau Rapat di Slipi, Yorrys: Siapa Lu?
Benarkah Hitler Sesungguhnya Hidup di Sumbawa?
Munir Dibunuh karena Sejumlah Motif, Apa Saja?

Berita terkait

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

5 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

5 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

7 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

8 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

9 jam lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

9 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

9 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

9 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

10 jam lalu

Kaesang Sebut Ayahnya Bakal Bantu Kampanye di Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI Lah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal dirinya yang disebut akan membantu Partai Solidarits Indonesia (PSI) kampanye untuk Pilkada.

Baca Selengkapnya