Bertemu WNI di Korea, Jokowi Singgung Vonis Mati  

Reporter

Jumat, 12 Desember 2014 11:53 WIB

Presiden Jokowi (kedua kanan) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, mendapatkan sambutan dari anak-anak setibanya di Bandara Internasional Busan, Korsel, 10 Desember 2014. Jokowi akan menghadiri KTT ASEAN-Korsel selama dua hari. AP/Yonhap, Hwang Kwang-mo

TEMPO.CO, Busan - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan warga negara Indonesia (WNI) di Korea Selatan. Dalam pertemuan di Universitas Kyungsung, Busan, Jokowi mengingatkan WNI di Korea mengenai bahaya narkoba dan sanksi berat terhadap para pengedarnya, termasuk soal hukuman mati.

Jokowi mengatakan, setiap hari sedikitnya 40 orang meninggal karena penyalahgunaan narkoba. Menurut Jokowi, salah satu upayanya untuk memerangi peredaran narkotik adalah menegakkan hukum, termasuk menjalankan vonis mati bagi 64 orang yang telah ditolak pengajuan grasinya. "Sekarang 64 orang yang sudah diputuskan mati, sudah bertahun-tahun diambangkan," kata Jokowi, Jumat, 12 Desember 2014, waktu setempat. (Baca: Lihat Pabrik Korsel, Jokowi: Teknologi Luar Biasa)

Jokowi mengakui adanya tekanan terhadap dia dalam kaitan dengan vonis mati tersebut. "Memang ada tekanan dari sana-sini. Tapi tidak ada ampunan," ujar Jokowi. Sebab, Jokowi menegaskan, grasi yang mereka ajukan sudah ditolak. "Maka proses eksekusinya harus dijalankan sesuai proses hukum yang berlaku," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, narkoba adalah ancaman serius bagi masa depan Indonesia. Tantangan Indonesia saat ini, kata Jokowi, adalah pemberantasan narkoba. "Lebih dari 4,5 juta orang dalam proses rehabilitasi, tetapi yang 1,2 juta sudah tidak bisa karena sudah sangat parah," ujar Jokowi. (Baca: Ke Korsel, Jokowi 'Jualan' Sungai Jakarta)

Bertemu dengan WNI di Universitas Kyungsung, Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Widodo dan beberapa menteri. Menteri yang hadir di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman juga hadir.

Di Universitas Kyungsung, jumlah mahasiswa Indonesia mencapai 135 dari total 14 ribu mahasiswa yang belajar di kampus tersebut. Di Korea Selatan, saat ini ada 1.200 mahasiswa asal Indonesia yang belajar di berbagai tingkatan.

FERY F. | ANT

Berita Terpopuler
Ditemukan, Kapal Selam Nazi Menyusup ke Laut Jawa
Netizen: Fahrurrozi Gubernur FPI sampai Kiamat
Pemred Jakarta Post Jadi Tersangka Penistaan Agama









Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

4 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

7 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

12 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

13 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

13 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya