Ini Cara Mabes Polri Tes Keperjakaan Calon Polisi

Reporter

Rabu, 19 November 2014 20:05 WIB

Sumpah jabatan dan pelantikan sejumlah perwira tinggi Polisi di Mabes Polri, Jakarta, 3 September 2014. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian disorot karena masih melakukan tes keperawanan terhadap para calon polisi wanita. Human Rights Watch, yang mewawancarai sejumlah polwan dan pelamar polwan di enam kota, menyatakan tes keperawanan masih tetap dilakukan. Tes itu tercantum sebagai salah satu syarat yang harus dijalani pelamar polwan dalam website rekrutmen polisi.

Lalu bagaimana dengan tes keperjakaan untuk calon polisi laki-laki? Kepala Divisi Hukum Markas Besar Kepolisian, Brigadir Jenderal Moechgiyarto mengatakan calon polisi laki-laki tak diuji lagi kualitas keperjakaannya. "Mau mengecek laki-laki dari mana? Enggak ada caranya selain diketuk lututnya. Kalau perempuan, kan, gampang diuji keperawanannya," kata bekas Kepala Polda Nusa Tenggara Barat itu di Gedung Puri Imperium Kuningan, Jakarta, Rabu, 19 November 2014. (Baca: Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan)

Moechgiyarto bercerita, saat menjalani tes masuk polisi pada 1980-an, lututnya diketuk untuk mengetahui kualitas kesehatannya. "Dari situ dilihat kopong atau tidak. Para tim medis pasti sudah punya catatan dan perhitungannya," kata lulusan terbaik Akpol 1986 itu. (Baca: Sutarman: Informasi Tes Keperawanan Tak Akurat)

Menurut dia, setiap menyelenggarakan pembukaan calon anggota kepolisian, pihaknya lebih dulu menyusun panitia seleksi. Panitia itu terdiri atas beberapa orang yang mengemban tugas berbeda. Dia mencontohkan, ada yang bertugas memeriksa kesehatan pelamar, mendatangi rumahnya, meninjau rekam jejaknya, hingga mewawancara orang terdekatnya. Jumlah panitia seleksi ditentukan sesuai kebutuhan anggota baru. (Baca juga: Tes Keperawanan Polwan Bikin Heboh Polri)

Menurut Moechgiyarto, seleksi itu dilakukan agar polisi tak kecolongan. Sebab, kata dia, kepolisian pernah menerima seorang polisi wanita yang hamil saat baru dua bulan menjadi anggota. (Baca: Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan)

Moechgiyarto menjelaskan bahwa poin penilaian keperawanan disesuaikan dengan poin kepribadiannya. Artinya, kata dia, tak semua calon polwan yang tak perawan akan ditolak. "Kami bisa menilai calon anggota ini tidak perawan karena apa. Bisa jadi karena olahraga, kan? Nah, kalau dia pekerja seks komersial, masak mau diterima di kepolisian?" katanya.

Dia menambahkan, jika calon polisi merasa tim medis melakukan tindakan berlebihan saat tes keperawanan, bisa melapor ke bagian Profesi dan Pengamanan. Sebab, polisi telah merumuskan kode etik penyeleksian. "Silakan laporkan. Kalau memang terbukti keterlaluan, akan kami tindak." (Baca: Polri: Bukan Tes Keperawanan, tapi Tes Kesehatan)

PERSIANA GALIH

Berita Terpopuler Lainnya

Organda Naikkan Tarif Angkutan 30 Persen Besok
Kaesang Jokowi Pun Ingin ke Taman Jomblo
Baru Kembali Latihan, Sturridge Cedera Lagi
Pidato Jokowi di APEC Dilagukan, I'am Happy

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

5 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

7 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

8 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

8 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

9 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

9 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

9 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

11 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

13 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

15 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya