Tangis Pembelaan Artha Meris di Pengadilan Tipikor
Editor
Ahmad Nurhasim
Jumat, 14 November 2014 15:12 WIB
Hanya sekali bertemu, Artha menyuruh sopirnya untuk bertemu Deviardi dan membawa duit suap. Menurut Deviardi di pengadilan sebelumnya, jumlah duit suap dari Artha untuk Rudi mencapai US$ 522.500. Lagi-lagi Artha membantah. "Saya tak pernah menyerahkan uang sebanyak itu," ujarnya sambil mengusap air matanya yang tak bisa lagi dibendung. Rudi dalam dalam kasus suap SKK Migas divonis 7 tahun penjara dan Deviardi 4,5 tahun penjara. (Baca: Divonis 7 Tahun, Rudi Rubiandini: Innalillahi ..)
Nasi sudah jadi bubur. Artha terseret dalam skandal suap yang melibatkan Rudi. Dia keburu ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Agustus 2014. "Saya korban dari kekuasaan yang menindas," kata ibu satu anak ini.
Dunia seakan runtuh dan gelap gulita saat komisi antirasuah menahannya, begitu Artha menggambarkan perasaannya. Bahkan, dia menyebut hari penahanannya sebagai hari terburuk sepanjang hidupnya. Keluarganya menghadapi tuduhan miring dan menanggung malu. "Saya bukan penjahat migas atau koruptor," ujarnya dengan nada yang meninggi.
Artha bahkan tak ragu menyebut KPK mendapat tekanan dan paksaan dalam menangani kasusnya. Sebab, kata dia, skandal SKK Migas membutuhkan kambing hitam yang wajib dihukum. "Tuntutan jaksa mendzolimi saya."
Tak kehabisan akal, Artha mengeluarkan segala jurus persuasi di hadapan hakim agar lepas dari jerat hukum. Dia menyebut sebagai pemimpin satu-satunya perusahaan migas swasta pribumi berskala nasional. Bahkan Artha mengklaim bila PT KPI berkontribusi pada perekonomian nasional dan berhasil mengambil alih kepemilikan saham hingga 90 persen dari Mitsubishi Corporation milik Jepang.
Tapi, sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur. Artha kini telah menjadi pesakitan di pengadilan korupsi. Jaksa menuntut dia dihukum 4,5 tahun penjara dan denda sebanyak Rp 150 juta. Bila tuntutan dikabulkan hakim, maka Artha tak bisa menyaksikan tumbuh kembang putrinya yang berusia 12 tahun seperti permohonannya pada pleidoi.
"Saya ibu dari seorang anak perempuan yang ingin menyaksikan pertumbuhan anak saya," ujarnya dengan isak tangis.
RAYMUNDUS RIKANG
Terpopuler
Jusuf Kalla: Ah, FPI Selalu Begitu, Simbol Saja
Kuasa Hukum: Mana Buktinya FPI Rasis...
Aset Udar Pristono Tersebar di Jakarta dan Bogor
Presentasi Jokowi di APEC Memukau, Apa Resepnya?
Daftar Kekerasan FPI di Lima Provinsi