Calon Presiden Joko Widodo menunjukkan Kartu Jakarta Indonesia Pintar dan Karti Indonesia Sehat saat kampanye di Pasar Wage dan Pasar Manis Sokaraja, 13 Juni 2014. (Aris Andrianto/Tempo)
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Akmal Taher mengatakan Kartu Indonesia Sehat berbeda dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). "Berbeda dalam dua hal," kata Akmal saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 November 2014. (Baca:KartuSehat dan Pintar Dibagikan Awal November)
Perbedaannya untuk tahun ini KIS akan mulai diluncurkan untuk pasien yang selama ini tidak tertanggung. KIS akan menanggung mereka yang berada di kolong jembatan, yang tinggal di jalan. "Intinya yang tidak punya keluarga itu akan ditanggung," ujar dia. (Baca:Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS)
Sebelumnya, JKN hanya menanggung mereka dari keluarga miskin. "Jadi, yang tidak punya keluarga ya tidak bisa," kata Akmal. Akan tetapi, untuk KIS semua masyarakat bisa mendapatkan. Misal, untuk di Jakarta diperkirakan sekitar 40.000 ribu orang di jalanan akan mendapatkan KIS pada tahun ini. (Baca:Tiga Kartu Sosial Diluncurkan 7 November)
Selain itu, perbedaan lainnya adalah KIS tidak hanya akan untuk menanggung mereka yang sakit, tetapi juga menanggung mulai pencegahan penyakit. "Jadi, masyarakat akan tahu pencegahan juga, tidak hanya ketika sakit," kata Akmal.